REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih PSM Makassar Darije Kalezic mengeluhkan kepemimpinan wasit Yeni Krisdianto yang memimpin laga timnya melawan Bhayangkara FC pda laga pekan ke-25 Liga 1, Selasa (29/10) malam. Ia menilai sejumlah keputusan Yeni merugikan timnya.
"Lihat berapa banyak tendangan bebas dan lemparan ke dalam (untuk Bhayangkara) di area 60 meter kami," kata Kalezic pada konferensi pers setelah pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia 2019 di Stadion PTIK, Jakarta.
"Jauh sebelum gol kedua, (Herman) Dzumafo menendang bola dan mengenai dadanya, kemudian bola keluar. Namun ia (wasit) memberikan bola untuk Bhayangkara."
Pada pertandingan lanjutan Liga 1 tersebut, PSM kalah 2-3 dari Bhayangkara FC. Penyerang asal Brasil Bruno Matos mengemas dua gol.
Saat ditanyai apakah ia akan mengajukan keluhan kepada PSSI, Kalezic memberikan jawaban tersirat.
"Saya akan mengajukan keluhan dan mengirim surat kepada PSSI, jika saya percaya mereka akan melakukan sesuatu tentang hal itu," tutur pelatih kelahiran Swiss tersebut.
Kalezic menyatakan tetap merasa bangga dengan permainan anak-anak asuhnya. Menurut dia, tidak seorang pun berhak marah terhadap para pemain PSM terkait kekalahan itu.
Kekecewaan serupa juga disuarakan kiper Rivky Modokompit.
"Kami sesama pemain mengucapkan selamat kepada tim Bhayangkara yang sudah memenangi pertandingan ini. Kami hanya sedikit kecewa pada beberapa keputusan pengadil yang secara nyata kelihatan, bahwa itu salah," kata Rivky.
Meski demikian Rivky menyatakan bahwa hal seperti itu merupakan bagian dari permainan sepak bola.
"Sudahlah itu bagian dari pertandingan. Semoga dapat menjadi koreksi untuk kita semua, dan sepak bola Indonesia bisa lebih baik lagi dari ini," kata dia.
Tudingan kubu PSM ditepis pelatih Bhayangkara FC Paul Munster. Ia menilai tudingan itu aneh karena jumlah pelanggaran Bhayangkara dengan PSM berbanding terbalik. "Kami tidak mendapatkan keuntungan apapun dari wasit pada pertandingan malam ini," kata Munster.
Munster pun menyatakan dia justru kecewa kepada kepemimpinan wasit karena setiap kali pemainnya yang bertubuh kecil Teuku Muhammad Ichsan berduel dengan pemain PSM Amido Balde yang bertubuh paling besar, wasit selalu menghukum Bhayangkara.
Sepanjang berlangsungnya pertandingan, Munster sangat aktif memberikan instruksi kepada para pemain Bhayangkara, bahkan beberapa kali keluar area teknik untuk terus meneriakkan instruksinya.
"Saya sangat menuntut penampilan bagus. Hal paling penting adalah para pemain mengerti benar apa yang saya inginkan dari mereka," ujar pelatih asal Irlandia Utara itu.
Bruno Matos mengemas dua gol dalam laga ini, satu gol tercipta dari sepakan dengan menggunakan kakinya yang tidak dominan, kaki kanan. Selain memuji Matos, ia juga berkelakar bahwa hal itu sebenarnya sangat sulit dipercaya.
"Bagus juga gol (Matos) itu tercipta saat pertandingan kami disiarkan secara langsung di televisi, sebab jika tidak, tidak seorang pun akan mempercayainya," kata Munster.
Bhayangkara menempati posisi 10 klasemen dengan nilai 31 dari 25 laga. Adapun PSM mengisi peringkat delapan dengan nilai 33 dari 23 pertandingan.