Kamis 31 Oct 2019 20:08 WIB

Buntut Kericuhan, Persebaya Batal Jamu PSM di GBT

Manajemen Persebaya telah mengajukan pindah lokasi pertandingan ke Stadion Batakan.

Pekerja menyiram bagian rumput yang rusak pascakerusuhan suporter Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/10/2019).
Foto: Antara/Moch Asim
Pekerja menyiram bagian rumput yang rusak pascakerusuhan suporter Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persebaya Surabaya dipastikan tidak bisa menjamu PSM Makassar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada laga lanjutan pekan ke-26 Liga 1 2019 yang akan berlangsung pada Sabtu (2/11). Sebab, GBT mengalami kerusakan setelah sejumlah oknum suporter Persebaya melampiaskan kekecewaan atas kekalahan Bajul Ijo saat menjamu PSS Sleman. 

Usai laga yang berakhir kemenangan bagi PSS dengan skor 3-2 tersebut, Selasa (29/10), ratusan suporter langsung menerobos masuk ke lapangan. Mereka melakukan aksi pembakaran sejumlah benda seperti papan sponsor dan jaring gawang.

Baca Juga

Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Dirk Soplanit mengatakan, manajemen Persebaya telah mengajukan pindah lokasi pertandingan ke Stadion Batakan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dirk meminta manajemen Persebaya menjalin komunikasi dengan PSM terkait perpindahan laga tersebut. Pasalnya, ofisial serta pemain PSM sudah tiba di Surabaya sejak Rabu (30/10) malam. Sebagai operator kompetisi, Dirk menyerahkan kepada kedua pihak untuk mengatur kesepakatan tersebut.

"Kami serahkan kepada Persebaya dengan PSM untuk mengatur. Bukan berarti kami lepas tangan, tapi kan soal nanti mereka bersepakat untuk pindah tempat itu bagaimana," kata Dirk kepada Republika.co.id, Kamis (31/10).

Dirk mengungkapkan, surat terakhir yang masuk dari Persebaya adalah permintaan bermain di Balikpapan. PT LIB, kata Dirk, telah menyetujui permintaan tersebut. Dia pun meminta manajemen Persebaya untuk menyelesaikan prosesnya dengan PSM. Sebab, kata Dirk, LIB tidak bisa menyuruh PSM begitu saja agar mau bertanding di Balikpapan. 

"Jadi kita sementara menunggu proses yang mereka lakukan, yang penting kami sudah setuju bahwa kalau mereka minta pindah tempat maka ada regulasinya dan apa saja tanggung jawab yang harus dipenuhi kepada tim tamu," jelas Dirk.

Adapun mengenai ganti rugi atas kerusakan yang terjadi di Stadion GBT, Dirk menilai hal itu sudah menjadi tanggung jawab panitia pelaksana beserta klub. Menurutnya, itu sudah menjadi urusan antara klub dengan pengelola stadion. Namun, Dirk menyayangkan pengrusakan yang dilakukan oleh oknum suporter tersebut. Sebab GBT menjadi salah satu stadion yang diproyeksikan menjadi venue Piala Dunia U-20 2021. Dirk menilai tentu perlu ada yang bertanggung jawab untuk memperbaiki fasilitas umum tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement