REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Antara, Jatimnow
Usai aksi perusakan dan pembakaran Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya oleh suporter Persebaya saat timnya kalah dari PSS Sleman pada laga Liga 1, akhir Oktober polemik terus menyertai stadion kebanggaan masyarakat Kota Surabaya itu. Polemik Stadion GBT saat ini bahkan bersinggungan dengan ranah politik menyusul gagalnya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali masuk ke dalam Stadion GBT pada Ahad (3/11).
Saat Menpora bermaksud meninjau kesiapan Stadion GBT sebagai salah satu venue tuan rumah Piala Dunia U-20 pintu stadion terkunci dan juga tidak ada pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di lokasi. Kondisi tersebut membuat Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya sangat kecewa terhadap sikap dari Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, Afghani Wardhana, maupun Pemkot Surabaya.
"Ini yang datang Menpora Republik Indonesia. Sebagai pembantu atau kepanjangan tangan Presiden Republik Indonesia. Maksudnya apa ada Pak Menteri, pintunya ditutup," kata Agung Prasojo, anggota Fraksi DPRD Surabaya, kepada wartawan di sela sidak Menpora di depan Stadion GBT Surabaya, Ahad (3/11).
Agung menegaskan, Menpora datang untuk meninjau lokasi yang akan dijadikan tempat pertandingan Piala Dunia U 20. Dengan gagalnya Menpora masuk ke GBT dan tidak ada perwakilan dari Pemkot Surabaya, politikus dari Fraksi Partai Golkar ini mengancam akan mengajukan interpelasi kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Sikap Fraksi Golkar dalam hal ini, kita akan mengajukan interpelasi. Anda bayangkan, ini (menteri) sesuatu ada namanya Republik Indonesia. Mereka harus tahu itu. Ini bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk kepentingan bangsa Indonesia," katanya.
Saat sidak, Menpora Zainuddin Amali, menyatakan masih merasakan aroma tidak sedap atau bau sampah. Menteri dari Partai Golkar ini mengatakan, dari kunjunganya ke GBT, ia melihat masih ada beberapa yang perlu diperbaiki, seperti akses masuk ke GBT.
"Ya masih tercium, belum hilang gitu loh," kata Zainuddin, Ahad (3/11).
Menteri Pemuda dan Olah Raga Zainudin Amali (kanan) didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Jawa Timur Supratomo di pintu masuk Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
Dari hasil sidak, Menpora belum bisa memastikan, apakah Stadion GBT ini layak menjadi salah satu tempat pertandingan Piala Dunia U-20 pada 2021. "Belum tahu. Saya belum bisa memastikan. Saya belum bertemu dengan Ibu Gubernur, belum ketemu Ibu Wali Kota. Kalau dengan KONI sudah ngobrol informal. Tapi kita harus duduk mencari jalan keluar tanpa mencari siapa yang salah," terangnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebelumnya mengkhawatirkan bau sampah di TPA Benowo yang kerap tericum masuk ke Stadion GBT Surabaya. Khofifah bahkan mengusulkan Stadion Kanjuruhan Malang sebagai alternatif pengganti jika Stadion GBT gagal menjadi venue Piala Dunia U-20.
Khofifah juga mengaku prihatin atas kerusuhan dan pembakaran yang terjadi di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada Selasa (29/10). Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu pun meminta aparat mengusut tuntas kasus tersebut.
"Saya meminta aparat mengusut tunyas dalang aksi perusakan Stadion Gelora Bung Tomo ini. Malu rek Indonesia mau jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021," tulis Khofifah melalui akun Instagram-nya, Rabu (30/10).
Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera menyatakan, pihaknya mem-backup penuh penegakan hukum yang dilakukan Polrestabes Surabaya, terkait kerusuhan di Stadion GBT Surabaya pada Selasa (29/10). Saat ini, kata Barung, pihaknya telah mempelajari video-video yang nenampilkan kerusuhan tersebut.
"Hari ini kita sudah menyita, mempelajari, mengidentifikasi, memprofiling video-video yang sudah kita dapatkan," kata Barung di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (1/11).
Menurutnya, penegakan hukum harus tetap dilakukan. Apalagi kerusuhan tersebut dianggapnya telah mencoreng dunia sepak bola Indonesia. Belum lagi, Stadion GBT Surabaya menjadi salah satu venue yang diajukan untuk menggelar Piala Dunia U20 tahun 2021.
Barung mengatakan, pada kejadian, ada ribuan oknum supporter yang turun ke lapangan, dan merusak beberapa fasilitas di sana. Barung mengaku, tidak ada dari aparat kepolisian yang melakukan pemukulan atau penganiayaan terhadap ribuan oknum supporter yang melakukan aksi anarkistis tersebut.
"Gelar perkara hari ini atau lusa dalam rangka melihat penegakan hukum akan kita lakukan atau kebijakan Polrestabes didukung oleh Polda Jatim," ujar Barung.
Suporter Persebaya memasuki lapangan usai pertandingan Liga 1 2019 antara Persebaya dan PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (29/10/2019).
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya Afghani Wahardana menegaskan, kerusakan yang timbul akibat kerusuhan di Stadion GBT tidak mengganggu persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. Di mana, Stadion GBT diajukan menjadi salah satu venue perhelatan akbar tersebut.
"Tidak terpengaruh (persiapan Piala Dunia U-20). Ini kejadian kecil saja yang dalam waktu sesingkat-singkatnya bisa diselesaikan," kata Afghani, pekan lalu.
Afghani menegaskan, persiapan untuk menjadikan Stadion GBT sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021 akan terus dilakukan. Bahkan dia yakin, Stadion GBT akan terpilih menjadi salah satu venue pertandingan.
"Saya yakin (Stadion GBT terpilih). Karena kami semua, ibu Wali Kota sudah mempersiapkan, memberi arahan kepada OPD terkait di bawah koordinasi Bappeko bahwa kita menyiapkan terkaut dengan penunjukkan Indonesia untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tahun 2021," ujar Afghani.
Sekretaris Asprov PSSI Jatim Amir Burhanuddin menceritakan awal mula Stadion GBT diikutkan dalam bidding Piala Dunia U-20 pada 2021. Diawali oleh PSSI pusat yang menyampaikan niat kepada pemerintah pusat, bahwa federasi sepak bola Indonesia tersebut akan mengikuti proses bidding penyelenggaraan Piala Dunia U-20, terdapat 10 kota yang diajukan, salah satunya Surabaya.
”Sejak awal, PSSI sebenarnya sudah paham bahwa lapangan di GBT secara teknis memenuhi syarat. Tapi untuk tribunnya memang belum single seat. Saat itu, awal-awal submit ke FIFA, saya diberi tugas oleh PSSI untuk segera berkoordiansi dengan Pemkot Surabaya,” ujar Amir di Surabaya, Senin (4/11).
Tim Asprov PSSI Jatim pun bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 26 Agustus 2019. Pada pertemuan tersebut, Risma langsung menyetujuinya. Risma bahkan menulis surat kesiapan, akan ada pembangunan dan perbaikan GBT serta sarana latihan lainnya untuk menyambut Piala Dunia U-20 tersebut.
"Lalu dokumen itu dibawa untuk melengkapi penawaran PSSI ke FIFA. Kami melihat, kalau di Jawa Timur yang paling mungkin memang GBT,” ujar Amir.
Menjelang pengumuman oleh FIFA dalam Council Meeting di Cina pada 24 Oktober 2019, lanjut Amir, PSSI kembali bertemu dengan Risma pada 10 Oktober 2019. PSSI dipimpin langsung oleh Sekjen PSSI Ratu Tisha. Pertemuan dimaksudkan untuk mendetailkan perencanaan terkait perbaikan fasilitas stadion melalui APBD.
"Nah itu kami masukkan sebagai dokumen tambahan ke FIFA. Itu menjelang penutupan lho. Sampai akhirnya terpilihlah Indonesia, yang diumumkan oleh FIFA pada 24 Oktober,” kata Amir.
Amir mengatakan, masih ada waktu dua kali enam bulan atau satu tahun lagi untuk mempersiapkan Stadion GBT agar lebih siap menggelar Piala Dunia U-20 tahun 2021. Dia yakin, berbagai upaya perbaikan akan dikebut Pemkot Surabaya.
”Kami sangat yakin dengan komitmen Pemkot Surabaya,” kata Amir.