REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ikatan Motor Indonesia (IMI) ikut kehilangan atas meninggalnya pembalap muda Indonesia Afridza Munandar. Bahkan, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum, IMI Provinsi Jawa Barat (Jabar) melakukan iring-iringan mengawal ambulans yang membawa Afridza sejak keluar dari pintu tol Cileunyi hingga rumah duka di Kota Tasikmalaya.
Ketua IMI Jabar Hadi Fahrul mengatakan, pihaknya sangat merasa kehilangan atas perginya Afridza. IMI, kata dia, hanya bisa memberikan pernghormatan terakhir kepada almarhum dengan mengawal pengantaran jenazah kepada keluarga.
"Almarhum sudah seperti anak saya sendiri, kita begitu dekat, terus komunikasi. Saya jujur sangat tepukul. Tapi ini rencana Allah," kata dia, Senin (4/11).
Di mata Fahrul, Afridza merupakan sosok yang sopan dan tak pernah ketinggalan melaksanakan shalat lima waktu. Ia menambahkan, almarhum juga merupakan sosok yang tekun dan selalu giat berlatih. Menurut dia, tak semua orang mampu berlaku seperti Afridza, di mana ia hampir berlatih dan balapan setiap hari.
Menurut dia, bukan hanya IMI yang merasa kehilangan. Lebih dari itu, seluruh masyarakat Jabar dan Indonesia ikut berduka atas kepergian pembalap muda itu.
Ia juga menitipkan salam dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil kepada keluarga almarhum. Menurut dia, Emil sapaan Ridwan Kamil, tak bisa melayat karena saat ini masih berada di luar negeri. "Tapi beliau (Emil) juga berencana mengadakan tahlilan bersama. Semua warga Jabar merasa kehilangan," kata dia.