REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiantoro mengaku tidak kecewa ditahan imbang tanpa gol oleh Bali United dalam pertandingan yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (6/11) sore. Menurutnya hasil itu merupakan perolehan yang pantas bagi anak asuhnya.
"Untuk Pertandingan sore tadi tentunya dari hasil mungkin tidak memuaskan bagi manajemen dan suporter, tapi buat saya ini pantas," kata Seto seusai laga, Rabu.
Seto menilai hasil itu sudah pantas karena dari sisi kualitas, para penggawa Serdadu Tridatu dinilai jauh lebih baik dari para pemain PSS. Meski telah mengalami beberapa akumulasi kartu, menurut dia, Bali United masih bisa tampil dengan apik di lapangan, bahkan mampu mencuri poin di kandang PSS.
"Kalau kita bandingkan kualitas pemain jelas kami beda jauh dan kami banyak belajar di situ," ucap mantan pelatih PSIM Yogyakarta itu.
Selain harus belajar bagaimana skuad Bali United bermain, ia berharap pada laga selanjutnya pemain tim berjuluk Super Elang Jawa bisa meningkatkan kemampuan konsentrasi di lapangan.
"Tapi kami cukup bangga dengan pemain (PSS) juga. Dengan kualitas yang sama, merata, tapi mereka punya kemauan," ujarnya.
Seto mengaku tidak masalah meski pada kompetisi musim ini harus kehilangan gelandang PSS Brian Ferreira. Brian divonis oleh tim medis tak dapat melanjutkan laga karena mengalami cedera robek pada otot perut dalam setelah berbenturan dengan gelandang Persija Jakarta, Sandi Sute.
"Kami akan mencoba memaksimalkan yang ada. Kalau kita sudah aman, bisa jadi mencoba-coba (pemain) akan saya lakukan," kata dia.
Hingga laga pekan ke-27 Liga 1, PSS Sleman telah mengantongi 40 poin. Seto berharap perolehan itu bisa semakin memunculkan motivasi bagi anak didiknya untuk memposisikan klubnya di posisi aman.
"Dari awal saya inginnya (poin) 40 ke atas, 43 mungkin aman, 40 bisa jadi aman juga. Tapi saya juga harus belajar dari kompetisi tahun lalu. Ini permainan di Indonesia, semuanya bisa terjadi. Saya belum bisa mengatakan aman kalau belum selesai kompetisi," ujarnya lagi.