REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Sepakbola sekaligus Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali menyatakan boikot menonton laga timnas Indonesia melawan Malaysia, Selasa (19/11) mendatang merupakan hak suporter.
"Boikot atau apapun bentuknya itu hak suporter. Selama tujuannya baik itu dilindungi UU, (termasuk) kebebasan berpendapat," kata Akmal saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (17/11).
Kendati demikian, menurutnya aksi boikot suporter Indonesia di Malaysia yang menolak hadir di stadion Bukit Jalil dapat berbuntut dua hasil. "Bisa iya (efektif), bisa tidak. Semua harus diuji dahulu," ujarnya.
Sebelumnya, Aliansi Suporter Indonesia Malaysia (ASIM) menegaskan boikot menonton pertandingan Malaysia kontra Indonesia pada matchday kelima Grup G Pra-Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
Ketua ASIM, Luki Ardianto mengemukakan hal itu dengan didampingi pengurus Mahfud Tejani di Kuala Lumpur, Sabtu setelah melakukan perundingan dengan rekan-rekan sesama suporter di Malaysia.
"Sikap kami sesuai dengan kesepakatan teman-teman saat kopi darat pada pertengahan Oktober memutuskan tidak masuk ke tribun atau bisa disebut juga boikot, tetapi teman-teman akan tetap hadir di Bukit Jalil untuk menyuarakan aksi ketidakpuasan terhadap Federasi PSSI," ujar Luki seperti dikutip Antara.
Luki menyatakan, ketidakpuasan tersebut seperti berangkat dari jadwal liga yang berantakan, dan masih banyaknya orang lama dalam kepengurusan baru PSSI. Padahal, orang-orang lama itu dianggap telah gagal pada periode sebelumnya.
"Juga persiapan Timnas selama Pra-Piala Dunia ini seperti tidak serius diurusnya, pemilihan pemain juga asal-asalan karena banyak pemain yang penampilannya bagus di liga malahan tidak dipanggil," katanya.
Meski memboikot, pihaknya akan tetap membantu suporter dari Indonesia yang datang ke Malaysia dengan melakukan koordinasi dan menyediakan sejumlah bus untuk mereka menuju Stadion Bukit Jalil dan saat pulang di titik-titik tertentu.
Soal kekhawatiran terjadinya insiden, Luki mengatakan Jumat lalu pihaknya sudah diajak koordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) untuk pertandingan Selasa mendatang.
"Poin-poinnya di antaranya nanti suporter Indonesia akan dijadikan satu di Gate E dan gate dibuka jam 16.00 kemudian suporter Indonesia bisa masuk. Suporter Indonesia setelah pertandingan tidak bisa keluar dulu, setelah suporter Malaysia keluar baru suporter Indonesia boleh keluar," ujarnya.