Ahad 17 Nov 2019 22:00 WIB

Tekuk Petinju Filipina, Ongen Saknosiwi Cetak Rekor Baru

Ongen jadi petinju pertama Indonesia yang meraih juara dunia di bawah 10 pertarungan.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Petinju Ongen Saknosiwi melakukan selebrasi usai dinyatakan menang atas petinju Filipina Marco Demecillo dalam perebutan gelar juara dunia kelas bulu 57,1 kilogram versi International Boxing Association (IBA) di Batu, Jawa Timur, Ahad (17/11/2019).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petinju Ongen Saknosiwi melakukan selebrasi usai dinyatakan menang atas petinju Filipina Marco Demecillo dalam perebutan gelar juara dunia kelas bulu 57,1 kilogram versi International Boxing Association (IBA) di Batu, Jawa Timur, Ahad (17/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Petinju Indonesia, Ongen Saknosiwi, mengalahkan wakil Filipina, Marco Demecillo, lewat pertarungan 12 ronde dalam pertarungan Mahkota Ring Jatim Park 3, Batu, Malang, Ahad (17/11). Ongen pun berhasil mendapat gelar juara dunia kelas bulu (57,1 kg) versi IBA sekaligus mencetak sejarah baru.

Ongen menjadi petinju pertama Indonesia yang meraih juara dunia di bawah 10 pertarungan. Sejak mengawali debut profesional pada 2016 silam, Ongen yang juga anggota TNI AU tersebut baru menjalani tujuh pertandingan.

Kemenangan atas Marco pun pertama kali direbut Ongen tanpa KO. Menghadapi lawan yang lebih berpengalaman, atlet berusia 25 tahun itu terpaksa menahan Marco hingga ronde terakhir. Tiga hakim pertandingan memberi angka 116-112, 118-110, dan 116-112 untuk Ongen.

Hingga ronde keenam laga, kedua petinju tampil seimbang dengan jual beli pukulan. Marco sesekali menghantam Ongen yang bertahan dengan pukulan uppercut. Ongen memilih bertahan dengan menunggu kesalahan lawan. Kendati demikian, Ongen tampil lebih efektif dengan melancarkan jab ke arah wajah lawan setelah menghindari pukulan Marco.

Strategi ofensif yang dilancarkan Marco membuatnya kelelahan, beberapa pukulannya pun tak mengenai target, sehingga Ongen memanfaatkannya dengan baik, ketika pukulannya mengenai wajah Marco dengan telak.

Di ronde ke-11 dan 12, keduanya terlihat letih karena stamina yang terkuras. Sehingga, Marco dan Ongen sama-sama bermain aman dan saling menunggu serangan satu sama lain. Namun, pukulan uppercut Ongen lebih banyak mengenai target dibandingkan Marco dengan jab-nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement