Selasa 19 Nov 2019 12:17 WIB

Kesenangan dan Kesedihan Mancini pasca-Italia Bantai Armenia

Banyak rekor tercipta usai laga kualifikasi Piala Eropa 2020 itu.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Federico Chiesa (atas) dan  Hovhannes Hambardzumyan berebut bola pada laga kualifikasi Grup J Piala Eropa 2020 antara Italia dan Armenia di Renzo Barbera Stadium, Palermo, Italia, Selasa (19/11) dini hari.
Foto: Carmelo Imbesi/EPA-EFE
Federico Chiesa (atas) dan Hovhannes Hambardzumyan berebut bola pada laga kualifikasi Grup J Piala Eropa 2020 antara Italia dan Armenia di Renzo Barbera Stadium, Palermo, Italia, Selasa (19/11) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, PALERMO -- Entah apa yang dilakukan Roberto Mancini pada tim nasional (timnas) Italia. Pada partai pamungkas Grup J, Gli Azzurri tampil ganas.

Leonardo Bonucci dan rekan-rekan menundukkan Armenia 9-1. Usai duel yang berlangsung di Stadion Renzo Barbera, Palermo, Selasa (19/11) dini hari WIB, Mancini tak mampu menyembunyikan kegembiraannya.

Baca Juga

Mancini merasa kubunya baru melewati malam yang indah. Italia menutup kualifikasi dengan kinerja impresif.

"Anda tidak bisa mencetak sembilan gol di sebuah pertandingan internasional di era sekarang. Kami memberikan segalanya untuk mencapai hal itu," kata Mancini kepada Rai Sport, dikutip dari Football Italia.

Banyak rekor tercipta usai laga ini. Pertama kalinya dalam sejarah, Italia mampu mengukir 100 persen kemenangan dalam sebuah kualifikasi menuju turnamen mayor.

Gli Azzurri memiliki selisih gol tertinggi dibanding kontestan lain (plus 33). Sebelum melawan Armenia, selisih gol Gli Azzurri hanya plus 25, di bawah Belgia (plus 32) dan Inggris (plus 27).

Kemudian secara pribadi, Mancini memperpanjang rekor apiknya. Ia membawa Italia meraih 11 kemenangan beruntun di berbagai kompetisi.

Sebelummya di era Vittorio Pozzo, Gli Azzurri meraih sembilan kemenangan berturut-turut. Itu terjadi pada 1938 hingga 1939.

photo
Jorginho mencetak gol ke gawang Armenia melalui titik penalti pada laga kualifikasi Grup J Piala Eropa 2020 antara Italia dan Armenia di Renzo Barbera Stadium, Palermo, Italia, Selasa (19/11) dini hari.

Meski demikian, tak ada pernyataan jemawa yang keluar dari mulut Mancio. Menurut dia, semua rekor itu akan lebih berarti, jika Italia memenangkan sebuah gelar.

Mancini tak ingin sesumbar. Ia hanya berharap pasukannya konsisten mempertahankan performa apik. "Jik kami melanjutkan performa seperti ini, maka akan menjadi sesuatu yang hebat," ujar dia.

Ada satu hal yang membuat Mancini merasa sedih. Ada banyak pemain yang terlibat selama kualifikasi.

Tapi pada putaran final Piala Eropa nanti, hanya tersisa 23 orang. "Sayangnya saya akan melepas beberapa nama," jelas Mancini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement