Rabu 20 Nov 2019 17:05 WIB

Pinjam Uang Hingga Naik Truk ke Kudus

Mereka berupaya dengan segala cara untuk bisa ikut audisi beasiswa bulu tangkis.

Rep: Nurul S Hamami/ Red: Endro Yuwanto
Dhiva Violya Marante (10 tahun) mengikuti audisi beasiswa bulu tangkis 2019.
Foto: Republika/Nurul Hamami.
Dhiva Violya Marante (10 tahun) mengikuti audisi beasiswa bulu tangkis 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara menuju Kudus.

Begitulah yang dilakoni para orang tua yang mendukung anaknya untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dari PB Djarum. Mereka berupaya dengan segala cara memenuhi keinginannya untuk bisa mengikuti audisi pencarian bibit-bibit pemain dari salah satu klub yang telah banyak menghasilkan pemain-pemain top dunia.

"Bapaknya sampai meminjam uang dari temannya untuk bisa membiayai keberangkatan anak-anak ke Jawa untuk audisi ini," kata Meike Mugama (35 tahun), ibu dari Dhiva Violya Marante (10) yang tengah mengikuti audisi bersama anak-anak  lain dari sejumlah kota.

Dhiva adalah satu dari 34 peserta peraih super tiket audisi Kota Kudus. Dia menyingkirkan ratusan peserta lainnya dalam audisi sejak Ahad (17/11) hingga Selasa (19/11) lalu. Kini para peserta bertanding lagi dengan 100 peserta yang juga meraih super tiket dari 4 kota audisi lainnya: Bandung, Purwokerto, Surabaya, dan Solo Raya. Mereka akan mengikuti seleksi hingga Jumat (22/11).

Selain Dhiva, kakaknya tahun lalu juga mengikuti audisi. "Sudah habis sekitar Rp 30 juta. Bapaknya mencicil tiap bulan dari gajinya. Untuk keberangkatan Dhiva saya ikut menabung sebelumnya sampai terkumpul Rp 10 juta. Kasihan bapaknya kalau meminjam lagi," ungkap Meike. 'Demi impian anak kami."

Lain lagi cerita Sutarman (40). Lelaki asal Branti, Lampung Selatan, ini terpaksa menumpang truk angkutan barang untuk sampai ke Kudus. Dia mengantarkan keponakannya, Naufal Syarif H, untuk ikut audisi. "Lantaran tak ada biaya yang cukup untuk naik bus. Kebetulan saya kenal dengan supirnya, bisa gratis," katanya.

Sebagai penumpang gratis, Sutarman dan Naufal harus mengikuti jadwal sang supir. Tak heran bila mereka mengikuti tiga hari perjalananan truk sampai Kudus. "Berangkat tanggal 12 November sore, sampai Kudus tanggal 15 sore," ucapnya.

Berbeda dengan Dhiva, Naufal tidak lolos sampai mendapat super tiket untuk ke putaran final audisi. "Tak apa-apa, yang penting anaknya sudah merasakan audisi ini. Semoga tahun depan bisa mencoba lagi."

Perjuangan dan doa. Itulah yang bisa diberikan oleh para orang tua untuk mewujudkan impian anak-anaknya menjadi pebulu tangkis dunia. Berjuang mencari biaya untuk sampai ke Kudus, dan berdoa agar anak-anaknya bisa tampil di audisi dengan baik.

Kalau sudah terpilih sebagai penerima beasiswa, barulah lega. Semuanya nanti ditanggung oleh PB Djarum, mulai dari asrama, makan-minum, latihan, peralatan, dan lain-lain yang terkait pembinaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement