Jumat 22 Nov 2019 16:45 WIB

Disiplin Ketat Diterapkan Bagi Atlet yang Lolos Audisi Umum

Atlet-atlet yang sudah ikut program latihan akan dituntut kedisiplinannya.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Nurul Tetra Junia, Atlet yang bertahan dua tahun dalam program ketat di PB Djarum. Kudus, Jumat (23/11).
Foto: Republika/Eko Widiyatmo
Nurul Tetra Junia, Atlet yang bertahan dua tahun dalam program ketat di PB Djarum. Kudus, Jumat (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Para peserta Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum tak bisa berlama-lama senang setelah lolos seleksi. Sebab usai diterima PB Djarum, maka para peserta siap-siap menjalani hidup yang ketat.

Sebab, beasiswa yang diberikan PB Djarum tidaklah gratis. Atlet-atlet yang sudah ikut program latihan akan dituntut kedisiplinannya, mulai dari pola hidup sehari-hari sampai latihan.

Nurul Tetra Junia misalnya. Atlet yang lolos seleksi Audisi Umum 2017 ini rela pindah sekolah dari Medan ke Kudus. Sebab, ia harus latihan dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 09.00, sebelum sekolah jika masuk siang. Pulang sekolah pukul 14.30, ia hanya punya waktu sebentar untuk istirahat, sebelum melanjutkan latihan sore harinya. Pola yang sama juga berlaku jika sekolahnya masuk pagi.

Beruntung, PB Djarum bekerja sama dengan Sekolah Kanisius. Sehingga sekolah tersebut bersedia menyesuaikan waktu latihan atlet-atlet PB Djarum. Sehingga tidak bentrok antara jadwal latihan dan sekolah. "Kalau masuk pagi, sekolah dulu. Terus langsung latihan sampai siang. Setelah makan siang latihan lagi sorenya,'' ujar Nurul saat dijumpai di GOR Djarum, Jumat (23/11).

Nurul mengaku harus menjalani latihan yang cukup berat setiap harinya, mulai dari latihan fisik hingga teknik. Bahkan, setiap akhir bulan, mereka harus berlari di daerah perbukitan kaki Gunung Muria, Kudus. Jarak yang ditempuh pun beda-beda, mulai dari 2 km sampai 9 km, dan diawasi langsung oleh pelatih.

Nurul mengungkapkan, saat latihan pun harus serius. Karena kalau tidak, siap-siap 'disemprot' pelatih. ''Pelatihnya galak-galak,'' ujar atlet berusia 12 tahun tersebut.

Selain ketat soal pola hidup dan latihan, PB Djarum juga mengawasi ketat asupan gizi atlet. Bahkan, PB Djarum secara khusus memperkerjakan ahli gizi agar makanan yang dikonsumsi para atlet seimbang. Salah satu makanan yang paling dilarang untuk makan oleh atlet adalah gorengan.

Tapi, upaya PB Djarum yang menerapkan disiplin ketat itu membuahkan hasil. Nurul kini menempati peringkat 7 nasional, setelah dua tahun ikut latihan. Ia juga baru saja menjuarai kejuaraan Daihatsu Astec.

Meskipun, Nurul mengaku kerap merasa bosan dan kangan dengan orang tua yang berada jauh dari Kudus. Hanya saja, saat dalam kondisi bosan, Nurul selalu ingat perjuangan beratnya saat audisi umum. Apalagi, lanjut dia, sudah ada empat orang rekannya yang keluar dari PB Djarum, mulai karena degradasi atau pun keluar karena tak betah. Belum lagi, persaingan di dalam PB Djarum juga ketat.

Tapi, karena mampu mengikuti semua program tersebut, Nurul mengaku ada peningkatan baik dari segi fisik maupun teknik. Setelah tahun ini meraih satu gelar dari 10 kompetisi yang diikutinya, Nurul pun meningkatkan target gelarnya. ''Tahun depan target tiga gelar," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement