Kamis 28 Nov 2019 01:29 WIB

Ciputra Berpulang, Dunia Bulu Tangkis Indonesia Ikut Berduka

Ciputra meninggal dunia pada Rabu (27/11), pukul 01.05 di Singapura.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Ir Ciputra merupakan pemilik klub bulu tangkis Jaya Raya.
Foto: Fanny Octavianus/Antara
Ir Ciputra merupakan pemilik klub bulu tangkis Jaya Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka kembali menyelimuti dunia bulu tangkis Tanah Air. Kali ini pendiri klub bulutangkis ternama PB Jaya Raya, Ir Ciputra berpulang dalam usia 88 tahun. Ciputra meninggal dunia pada Rabu (27/11), pukul 01.05 di Singapura. 

"PP PBSI merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya Pak Ciputra. Bagi PBSI, beliau bukan hanya tokoh pengusaha properti yang sukses tapi lebih dari itu beliau juga sangat memberikan perhatian terhadap perkembangan bulu tangkis di Indonesia," ujar Ketua Umum PP PBSI Wiranto dalam keterangan resmi PBSI. 

Baca Juga

Melalui klub Jaya Raya sudah tidak terbilang berapa juara dunia yang muncul. Wiranto mendoakan yang terbaik untuk Ciputra dan berharap semangatnya akan terus dijiwai oleh segenap pejuang bulu tangkis Indonesia. 

Lewat kerja keras dan dedikasinya, Ciputra bersama PB Jaya Raya telah mengharumkan nama Indonesia di kancah bulu tangkis dunia. PB Jaya Raya telah melahirkan nama-nama besar mulai dari Rudy Hartono, Susy Susanti, Hendra Setiawan, Markis Kido, Greysia Polii dan masih banyak lagi. 

Salah satu puncak prestasi tertinggi yang berhasil diukir adalah medali emas Olimpiade yang dipersembahkan Susy di Barcelona, Spanyol pada tahun 1992 dan Hendra/Kido pada tahun 2008 di Beijing, China. 

"Buat saya beliau tidak hanya sebagai founder klub Jaya Raya, tapi juga sebagai ayah yang sangat perhatian terhadap anak-anak asuhnya, khususnya saya yang dari kecil dibesarkan di klub Jaya Raya," ujar Susy soal sosok Ciputra. 

"Jasa-jasa beliau luar biasa sekali untuk bulutangkis. Mulai dari memberi perhatian, nasehat dan dukungan dana yang terus menerus dalam membina atlit-atlet muda. Beliau terus ingin menciptakan juara-juara baru untuk mengharumkan nama Indonesia," tambah Susy yang merupakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI. 

Susy pun sejenak mengenang kebersamaannya dengan Ciputra yang tak pernah berhenti menjadi salah satu pendukung terbesar dalam karier bulutangkisnya. Ciputra bakan sering hadir langsung untuk menonton Susy bertanding. 

"Saat saya mengawali perjuangan saya sebagai atlet untuk mencapai prestasi dunia, beliau sering hadir menonton saya bertanding, dan memberikan dukungan semangat dari saat saya masih junior sampai saya mendapat gelar juara dunia," tutur Susy. 

Dedikasi dan perhatian Ciputra terus berlanjut meskipun ia telah menginjak usia senja. Kebiasaan-kebiasaannya dalam memberikan motivasi langsung kepada para atletnya sebelum bertanding, masih terus ia lanjutkan. Bahkan beberapa waktu belakangan saat kondisi kesehatannya menurun, Ciputra tetap memberikan semangat dan motivasi kepada atlet melalui asistennya. Hal ini diungkapkan Greysia. 

"Memang kadang beliau kasih arahan ke kami, bahkan hal lain selain bulu tangkis. Beliau suka telepon langsung dan kirim pesan motivasi atau apa saja yang lagi ada di benaknya. Walau dalam keadaan sakit, dalam dua tahun belakangan, tetap kirim semangat lewat asisten beliau," ujar Greysia, peraih medali emas ganda putri Asian Games Incheon 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari.

Greysia juga menuturkan bahwa ia dan para atlet merasa sangat kehilangan sosok Ciputra yang menjadi panutan dan teladan di PB Jaya Raya. Meskipun telah tiada, namun semangat dan kerja keras yang dicontohkan Ciputra akan selalu menjadi motivasi dalam diri mereka dalam mengukir prestasi untuk Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement