REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto bertemu dengan Fuad Naji dan Yovan Restu, suporter Indonesia yang menjadi korban pengeroyokan suporter Malaysia di Kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia, beberapa waktu lalu. Gatot mengatakan Kemenpora terus berkoordinasi dengan kepolisian Malaysia terkait kasus tersebut.
"Sebelumnya saya sudah bertemu dengan Mas Fuad di Jakarta Barat pada Ahad malam. Tujuan pertemuan hari ini sebagai bentuk koordinasi dalam bentuk tanggungjawab negara," kata Gatot.
Pihak Kemenpora lebih dahulu sudah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur. Komunikasi tersebut untuk memastikan jadwal investigasi yang telah dijanjikan oleh Polisi Diraja Malaysia (PRDRM).
"Saya tanya ke KBRI (investigasi) itu masih on (berjalan), bahkan nanti rencana keberangkatan korban ke Malaysia ditanggung sepenuhnya oleh Kemenlu," ujarnya.
Gatot menjelaskan, keberangkatan Yovan dan Fuad ke Malaysia bakal difasilitasi oleh Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI. Menurut Gatot, jadwal keberangkatan belum bisa dipastikan.
"Kapannya belum tahu, hampir tiap hari kami komunikasi dengan Kemlu maupun KBRI di Kuala Lumpur," ucapnya.
Sementara itu, Fuad Naji mengatakan, pertemuan itu membicarakan seputar insiden bentrokan dengan seporter Timnas Malaysia sebelum laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Malaysia vs Indonesia, (19/11) lalu. Fuad Naji berpendapat, aksi pengeroyokan itu terjadi secara terencana.
Darius Sinathrya yang datang sebagai fasilitator, menyampaikan permasalahan tersebut harus diselesaikan lewat mediasi federasi dan pemerintah kedua belah pihak.
"Saya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Kemenpora dalam menyelesaikan kasus ini. Masalah ini memang harus secepatnya diselesaikan, saya khawatir akan menjadi bom waktu aksi balasan yang lebih keras dan akan semakin sulit memadamkan dendam antar dua kubu!," ujar Darius.