REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Di mana pun setiap hajat atau acara besar yang diselegarakan tuan rumah pasti bakal dipersiapkan matang-matang. Tak terkecuali, untuk pesta olahraga termegah bagi negara-negara Asia Tenggara alias SEA Games yang berlangsung di Filipina.
Gawean bertajuk SEA Games 2019 bakal berlangsung di sejumlah kota besar Filipina pada 30 November hingga 11 Desember 2019, yang ditandai kick-off dari Philipphine Arena, Bulacan, salah satu gedung indoor terbesar di dunia pada, Sabtu (30/11).
SEA Games 2019 merupakan edisi ke-30 dan mengusung tema "We Win as One". Tercatat akan mempertandingkan 56 cabang olahraga (cabor) dengan 530 nomor pertandingan dari 11 negara peserta.
Sayang, beberapa kondisi terkait pelayanan dan persiapan dalam pesta olahraga tersebut terlihat buruk bagi para pelancong atau pun media yang meliput ke tempat acara berlangsung. Bahkan, banyak yang menilai Filipina gagal mempersiapkan tugasnya sebagai tuan rumah yang baik dan ramah dalam gelaran olahraga multi-event dua tahunan ini. Lambatnya pelayanan transportasi, serta buruknya akomodasi dan pengelolaan dana membuat perhelatan ini dianggap sangat memalukan.
Transportasi atlet acapkali jadi hal yang sangat penting disamping konsumsi selama berada di Negeri Mai. Seharusnya, Filipina dapat berkaca jelang menggelar hajatan olahraga di rumahnya sendiri. Sebab, ini merupakan keempat kalinya bagi mereka menjabat sebagai tuan rumah.
Sebelumnya, Filipina menjadi tuan rumah SEA Games 1981, 1991, dan 2005. Alhasil, sejumlah kritik mengarah ke Panitai Penyelenggara SEA Games 2019 (PHISGOC). Padahal, lembaga ini ditunjuk langsung oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk mengatur dan mengadakan SEA Games.
"Para kritikus ada benarnya. Memang ada yang salah dengan persiapannya. Ini tentu harus diterima dan dipertimbangkan untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukannya," jelas Juru Bicara Kepresidenan, Salvador Panelo dilansir The Manila Times, Sabtu (30/11).
Tuduhan yang dilayangkan oleh beberapa kritikus, tak terkecuali senator Panfilo Lacson, melebar hingga adanya dugaan korupsi yang dilakukan Ketua PHISGOC, Alan Peter Cayetano dalam penyelenggaraan SEA Games kali ini.
"Apa yang terbukti sejauh ini adalah keluhan dari para atlet yang menggambarkan ketidakmampuan dan ketidakefisienan pihak penyelnggara. Presiden, pun, ingin segera memperbaiki dan menyelidiki hal tersebut," kata Lacson.
Tak ingin wajahnya tercoreng karena SEA Games 2019, Duterte langsung menyerukan tiket menonton pertandingan secara gratis. Selain, membayar kekecewaan para atlet kontingen lain, hal itu juga diharapkan dapat meramaikan pagelaran tersebut.
Keinginan sang Presiden disampaikan secara langsung oleh Cayetano. Dalam pernyataannya, semua pertandingan di SEA Games 2019 kecuali tiga cabang olahraga (cabor) sepak bola, bola basket, dan bola voli akan digratiskan.
Selain itu, sebanyak 10 ribu tiket gratis juga akan didistribusikan atas perintah presiden Duterte. "Atas instruksi presiden, agar semua orang menyaksikan acara SEA Games, panitia telah memutuskan tiket gratis," kata Cayetano dikutip CBN.
Lebih lanjut, Cayetano menambahkan, pihaknya akan memberikan keuntungan lain bagi masyarakat yang sudah membeli tiket SEA Games di luar bidang olahraga sepak bola, bola basket, dan voli.
"Kami akan menempatkan mereka di lokasi terbaik karena mereka sudah membeli tiket," kata dia.
Nantinya, tiket gratis SEA Games akan didistribusikan di 13 kota lain seperti Manila, Pasay City, Pasig City, Calatagan, Bina Lagunan dan lainnya. Untuk mendapat tiket gratis, para warga harus mendatangi unit pemerintah di daerah masing-masing.