Ahad 01 Dec 2019 09:04 WIB
SEA Games 2019

Rapor Merah SEA Games 2019

Kisruh SEA Games, Presiden dan rakyat Filipina meminta maaf

SEA Games Manila: Kontingen Indonesia melakukan defile pada pembukaan Sea Games 2019 di Stadion Phillipine Arena, Bulacan, Filipina, Sabtu (30/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
SEA Games Manila: Kontingen Indonesia melakukan defile pada pembukaan Sea Games 2019 di Stadion Phillipine Arena, Bulacan, Filipina, Sabtu (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh RAHMAT FAJAR

Baca Juga

MANILA — Kegaduhan tercipta sepekan sebelum perhelatan SEA Games 2019 di Filipina resmi dibuka, Sabtu (30/11). Pesta olahraga terakbar di Asia Tenggara ini diwarnai kekacauan, mulai dari transportasi untuk atlet, akomodasi, hingga menu makanan berlabel halal.

Berbagai fasilitas sarana dan prasarana ke arena pertandingan dan media tak luput dari sorotan. Sejumlah tim cabang olahraga (cabor) sepak bola yang bertanding lebih awal merasakan bagaimana ketidaksiapan panitia penyelenggara SEA Games 2019.

Misalnya, tim nasional (timnas) Timor Leste yang harus menunggu bus penjemputan berjam-jam di bandara. Mereka juga diantar ke hotel yang salah oleh bus penjemput tersebut.

Thailand dan Myanmar juga mendapatkan nasib sama dengan Timor Leste. Timnas Thailand terpaksa membatalkan latihan karena jarak tempuh dari tempat latihan ke hotel mencapai dua jam. Sementara timnas Myanmar mendapatkan fasilitas bus kurang layak.

Selain masalah transportasi, sorotan lainnya dari SEA Games 2019 adalah terkait makanan halal dan haram. Panitia tidak memisahkan antara makanan halal dan haram. Padahal, beberapa kontingen banyak yang beragama Islam, misalnya kontingen Indonesia, sehingga membutuhkan makanan yang dijamin kehalalannya. Hal tersebut sempat dikeluhkan oleh kontingen Merah Putih karena sempat tak sengaja memakan daging babi. (Baca: Isu Makan Babi di SEA Games, PSSI: Pemain Muslim Steril)

Berbagai kekacauan ini sontak mengundang respons dari rakyat Filipina. Mereka ramai-ramai meminta maaf lewat media sosial kepada seluruh kontingen SEA Games 2019 atas ketidaksiapan negaranya menyambut rombongan atlet. Mereka merasa malu atas kejadian ini.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte marah saat mengetahui tentang berita buruk tentang penyambutan kontingen yang saat itu sedang berada di Busan, Korea Selatan dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Korea. Melalui juru bicaranya, Salvador Panelo, Duterte tak senang dengan apa yang sampai di telinganya mengenai SEA Games.

“Dia tidak senang. Dia tidak menginginkan ini. Ada tuduhan penipuan yang muncul di surat kabar. Dia juga tidak suka itu,” kata Panelo, dilansir Sportbusiness, Sabtu (30/11).

Kekacauan ini pun membuat Duterte menanyakan dana yang digelontorkan untuk SEA Games 2019. Menurut dia, dana itu dinilai cukup untuk memperlancar kegiatan multievent ini. Duterte menduga ada tindak pidana korupsi atas dana SEA Games. “Jika ada uang di sana, ke mana uang itu?” kata Duterte.

Mayoritas surat kabar di Filipina mengangkat tajuk utama seputar kekacauan SEA Games 2019, Sabtu (30/11). Topik yang diangkat mulai dari badai topan hingga permintaan maaf Duterte. Rapor merah tampaknya layak diberikan kepada panitia penyelanggara SEA Games edisi ke-30.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Indonesia Zainudin Amali turut merespons kekacauan di SEA Games 2019. Tak ingin target medali terganggu oleh kekacauaan tersebut, Zainudin meminta kontingen Indonesia fokus mempersiapkan pertandingan.

“Saya perlu mengingatkan Anda berkonsentrasi dalam pertandingan, fokus dalam pertandingan. jalankan instruksi pelatih jangan terpikir di luar itu. Urusan di luar itu urusan CdM urusan ketua MOC dan urusan para pengurus lainnya,” ujar Zainuddin.

Menurut dia, berita kekacauan penyelenggaraan SEA Games diminta tak menjadi pengalang meraih medali. Pasalnya, ketua panitia penyelenggara telah meyakinkan Indonesia akan mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya.

Zainudin menegaskan, kekacauan tersebut adalah tanggung jawab pihak penyelenggara. Sedangkan atlet bagaimana bertandingan dengan bagus dan membawa medali. Dia berharap kontingen Indonesia membawa hasil maksimal pada SEA Games ke-30 ini.

Delin, atlet sofbol Indonesia asal Kalimantan Tengah, sudah mengetahui kabar buruk di Filipina melalui media pemberitaan. Informasi tersebut membuat dirinya dan rekan-rekannya menyiapkan diri menghadapi hal tersebut sebelum keberangkatannya ke Filipina.

Delin tak merasa terganggu dengan kondisdi yang ada di sana. Dia berharap tetap bisa menyumbangkan satu emas sesuai target meski kondisi SEA Games kali ini berantakan. “Kita tetap fokus sama target yang kita incar,” kata Delin saat berbincang dengan Republikbola.

(ed: citra listya rini)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement