Rabu 04 Dec 2019 18:15 WIB

Ini Penyebab Dua Klub Indonesia Terkena Sanksi FIFA

Kedua klub tersandung permasalahan sengketa ketenagakerjaan dengan pemain.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Endro Yuwanto
Logo FIFA
Foto: AP
Logo FIFA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua klub peserta Liga 1 2019, Semen Padang dan PS Tira Persikabo, mendapat hukuman dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Ini karena kedua klub tersandung permasalahan sengketa ketenagakerjaan dengan pemain.

Tira Persikabo dikabarkan masih menunggak gaji mantan pemain asingnya pada Liga 1 2017, Elio Bruno Martins. Sementara, Semen Padang belum melunasi tunggakan gaji mantan pemain asing asal Estonia, Tristan Koskor, yang menjalani trial bersama klub itu sebelum Liga 1 2019.

Baca Juga

FIFA pun memberikan hukuman kepada Semen Padang dan Tira Persikabo untuk tidak boleh ikut beraktivitas di bursa transfer pemain hingga tiga periode mendatang. Artinya, larangan transfer tersebut akan berlaku hingga Juni 2021.

Setelah putusan tersebut dibuat, FIFA menginstruksikan kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) agar menjalankan putusan FIFA Dispute Resoultion Chamber (FIFA DRC) yaitu untuk menerapkan larangan melakukan perpindahan atau pendaftaran pemain baru, baik tingkat nasional ataupun internasional kepada Tira Persikabo dan Semen Padang.

Sanksi FIFA tersebut secara otomatis batal jika kedua klub menyelesaikan tugasnya, yakni membayar tunggakan tersebut. Manajer kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) Asep Saputra mengatakan, posisi LIB dalam hal ini hanya meneruskan informasi dari PSSI kepada kedua klub terkait putusan FIFA tersebut.

"LIB sifatnya hanya meneruskan informasi dari PSSI, kalau dari tataran teknis ya kami melakukan pemblokiran sistem," kata Asep saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (4/12). "Jadi kan kalau mau mulai kompetisi ada proses pendaftaran pemain, nah proses itu yang diblokir, jadi mereka nggak bisa daftarin pemain baru."

Menurut Asep jika kedua klub sudah menyelesaikan tanggung jawabnya, kemungkinan PSSI akan mengeluarkan instruksi baru untuk membuka pemblokiran sistem.

Sementara itu, manajer Tira Persikabo, Brigadir Jenderal TNI Rudi Yulianto mengatakan, persoalan penunggakan gaji pemain tersebut terjadi saat saham Tira Persikabo masih dipegang oleh pemilik yang lama. Namun, Rudi menjelaskan persoalan itu tidak lantas bisa diselesaikan karena pemain yang bersangkutan, yakni Elio Martins saat itu langsung kembali ke negaranya sehingga klub kesulitan untuk melakukan komunikasi.

Kendati demikian, Rudi mengaku pihaknya telah mengirim surat kepada FIFA untuk menyelesaikan persoalan sengketa dengan mantan pemainnya tersebut. Dia memastikan Tira Persikabo akan bergerak aktif untuk segera menyelesaikan persoalan penunggakan gaji tersebut.

Pasalnya, kata Rudi, manajemen Tira Persikabo juga ingin terus bergerak untuk membangun klub dan segera menyelesaikan semua masalah administrasi yang harus diselesaikan. "Intinya manajemen baru sudah membuat surat ke FIFA untuk menindaklanjuti putusan FIFA yang kemarin," kata Rudi.

Sementara itu, pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali mengatakan harus ada pelajaran yang bisa diambil dari sanksi yang diberikan FIFA kepada Tira Persikabo dan Semen Padang. Menurut Akmal, semua klub yang ada di Indonesia harus bisa menyelesaikan tanggung jawabnya terhadap pemain. Hal itu tak lain adalah demi memajukan sepak bola Indonesia.

"Dan, untuk PSSI ini juga harus jadi pelajaran bahwa penegakkan aturan harus dilaksanakan. PSSI harus bisa mengimplementasikan sanksi FIFA itu dalam kompetisi sepakbola nasional," kata Akmal. "Penegakkan aturan penting buat percepatan pembangunan sepak bola Indonesia."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement