Kamis 12 Dec 2019 01:45 WIB

Tiga Pembalap Dunia Ramaikan Trial Game Asphalt Seri Kelima

Ketiga pembalap asal Prancis tersebut punya reputasi mentereng.

Konferensi pers Trial Game Asphalt International Championship 2019.
Foto: Dok. Ist
Konferensi pers Trial Game Asphalt International Championship 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - 76Rider melibatkan tiga pembalap kelas dunia asal Prancis untuk berkompetisi melawan rider-rider Indonesia pada gelaran spektakuler bertajuk Trial Game Asphalt International Championship 2019. Seri terakhir musim 2019 ini yang akan diselenggarakan di Sirkuit Boyolali, Jawa Tengah, 13-14 Desember.

 

Trio Rider tersebut adalah Germain Vincenot, Sylvain Bidart dan Maxime Lacour. Dari ketiga pembalap tersebut, Germain menjadi satu-satunya yang pernah mencicipi ketatnya persaingan di Trial Game Asphalt di Sirkuit Stadion Kanjuruhan, Malang, 2018 lalu. Baik Germain, Bidart serta Maxime nantinya akan berlaga di kelas FFA 450 International Championship. Mereka akan bertarung melawan pebalap-pebalap terbaik Indonesia seperti Doni Tata Pradita, Tommy Salim, Ivan Harry Nugroho serta Farudila Adam.

 

“Tujuan mendatangkan ketiga pembalap Eropa itu diantaranya adalah supaya para rider Indonesia bisa merasakan kerasnya kompetisi dan atmosfer supermoto kelas dunia,” tutur Mario CSP dari 76Rider selaku penyelenggara dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/12).

 

"Tentu hal ini dapat memotivasi rider-rider Indonesia untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka dan memiliki pengalaman bersaing dengan rider internasional,” tambah dia.

 

Ketiga pembalap yang diundang tersebut punya reputasi mentereng. Germain sudah dua kali menjadi juara nasional di negaranya, Prancis. Ia juga sukses menempati peringkat ketiga dan keenam kejuaraan dunia supermoto, juara nasional Prancis kelas 450cc pada tahun 2018 dan 2019.

 

Kemudian, Maxime Lacour juga tak kalah berprestasi. Pemuda berusia 27 tahun yang menetap di Lyon, Perancis, ini tak pernah terlempar dari posisi lima besar pada kejuaraan Supermotard di Prancis. 

 

Paling mentereng adalah torehan prestasi yang berhasil diraih Sylvain Bidart. Bidart yang saat ini berumur 34 tahun itu adalah penyandang gelar juara sebanyak tujuh kali di negaranya, dua kali menjadi kampiun di Swiss, satu kali menyabet gelar juara supermoto di Spanyol dan Amerika dan luar biasanya adalah sebagai penyendang tujuh kali sebagai juara dunia supermoto.

 

"Jika dilihat dari prestasi-prestasi ketiga pembalap tersebut di atas, akan dipastikan jalannya perlombaan akan sengit, seru dan ketat persaingannya. Doni Tata Pradita dan Tommy Salim yang selama ini menjadi unggulan pada kelas FFA 450 wajib ekstra waspada, meski tampil di kandang sendiri," unar Mario.

 

Selain gelaran TGAIC 2019 yang menghadirkan pembalap-pembalap kelas dunia, seri di Boyolali ini juga merupakan rangkaian seri Trial Game Asphalt (TGA) 2019 putaran kelima atau final round. Masih akan tersaji persaingan yang cukup ketat dari 10 kelas yang diperlombakan, khususnya pada tiga kelas utama yakni kelas Trail 175 Non Pro, Kelas Trail 175 Open serta kelas FFA 250.

 

Kelas FFA 250 akan menjadi pusat perhatian. Itu karena, selain paling bergengsi, pada kelas ini terjadi persaingan yang cukup sengit dalam perebutan gelar juara. Sedikitnya ada tiga pembalap yakni Farudila Adam, Tommy Salim serta Doni Tata Pradita yang akan berjuang hidup mati untuk meraih gelar juara umum.

 

Hingga putaran keempat berakhir, pada klasemen sementara, Farudila Adam, Rider asal Kota Malang, Jatim, masih kokoh di puncak klasemen dengan 184 poin. Posisinya terus ditempel ketat oleh pembalap kelahiran Surabaya, Jatim, Tommy Salim dengan torehan 181 poin. Sedang Doni Tata yang juga masih memiliki peluang, membayangi di peringkat ke-3 dengan 169 poin.

 

Pada kelas lainnya, Trail 175 Open, Tommy Salim paling berpeluang menduduki tahta teritinggi. Kakak kandung Gerry Salim itu boleh disebut sudah menginjakkan 1 satu kakinya pada tangga juara kelas Trail 175 Open. Dengan total poin 188, pemilik nomor lambung 75 itu tinggal mencuri 20 poin saja dari moto 1 dan moto 2 yang diperlombakan atau minimal merebut 1 kali runner up, itupun Surya Narayana yang saat ini menempati posisi ke-2 dengan 157 poin harus mampu merebut moto 1 dan 2.

 

Satu kelas lagi Trail 175 Non Pro, Reyhan Lapendoz, asal Semarang, masih belum terusik di pucuk pimpinan klasemen. Pembalap belia berbakat yang juga anak kandung dari pebalap legendaris Efendi Pendoz itu mengumpulkan total 175 poin, hasil dari empat putaran yang sudah diselesaikan. 

 

Jalan menuju tangga juara umum terus diusik Erick Chandra dengan 156 poin dan Devi Tembong Ariawan dengan 152 poin. Jika Reyhan tampil konsisten sama seperti 3 putaran awal yang menyapu bersih seluruh poin, maka pebalap Asta 18 GP 7 Immanuel MP 1 Ipone itu akan dengan mudah merebut gelar juara umum. Tapi sebaliknya, jika tampil di bawah perform seperti di putaran ke-4 Malang, beberapa waktu lalu, bukan tidak mungkin Erick Chandra atau Devi Tembong akan memaksa Reyhan gigit jari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement