REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Stadion Jatidiri Semarang berpeluang dikelola oleh swasta secara profesional. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengisyaratkan bakal membuka kesempatan bagi kalangan profesional untuk mengelola stadion ini.
“Karena saya memang berkeinginan besar, kompleks gelanggang olah raga (GOR) Jatidiri ini menjadi kawasan ekosport tourism,” ungkapnya, di sela meninjau pengerjaan lintasan atletik di Stadion Jatidiri, Jumat (13/12).
Menurut gubernur, setelah direnovasi, stadion Jatidiri bakal menjadi salah satu dari tiga stadion megah di tanah air, setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan stadion Jakabaring di Palembang, Sumatera Selatan.
Foto udara suasana kompleks Stadion Jatidiri yang dibangun di Karangrejo, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/1/2019).
Maka ia membuka peluang bagi kalangan profesional untuk menjadi pengelola stadion berkapasitas 45 ribu single seat (tempat duduk tunggal) yang terdiri dari tiga lantai tribun, dan ditunjang dengan keberadaan dua lift.
Eksterior dan interior stadion ini, lanjut Ganjar, didesain dengan merepresentasikan budaya Jawa. Stadion ini juga menggunakan rumput standar stadion- stadion yang ada di negara Italia dan ditunjang lampu yang persis dipakai SUGBK.
Dengan spesifikasi serta segala kelebihan tersebut, gubernur berharap stadion kebanggaan warga Kota Semarang ini nantinya dapat dikelola secara profesional.
“Kita memang mengharapkan pengelolanyabukan pemerintah daerah (pemda), tetapi kita carikan mereka yag benar- benar profesional untuk mengelola stadion dan berpengalaman dalam bisnis property agar bisa ‘menjual’ dan merawat dengan optimal,” katanya.
Foto udara suasana kompleks Stadion Jatidiri yang dibangun di Karangrejo, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/1/2019).
Dengan sistem pengelolaan yang lebih profesional tersebut, ia pun mengharapkan ke depan pengelolaan stadion Jatidiri ini tidak terus- menerus menggantungkan dari pembiayaan pemerintah atau negara.
Demikian halnya, dengan pengeolaan yang profesional stadion ini juga kian representative untuk menggelar berbagai hajat bersakala internasional. “Dengan pengelolaan oleh profesional tersebut, jangan- jangan bisa untung lebih banyak nantinya,” tandas Ganjar.