Jumat 20 Dec 2019 01:08 WIB

Manajemen Gizi Atlet Jadi Kelemahan Pembinaan Olahraga

Asupan makanan tak dipandang sebagai hal teknis, tapi soal emosional.

Makanan atlet (Ilustrasi). Manajemen gizi atlet dinilai masih menjadi salah satu kelemahan dalam hal pembinaan olahraga di Indonesia.
Foto: Pixabay
Makanan atlet (Ilustrasi). Manajemen gizi atlet dinilai masih menjadi salah satu kelemahan dalam hal pembinaan olahraga di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen gizi atlet dinilai masih menjadi salah satu kelemahan dalam hal pembinaan olahraga di Indonesia. Ahli nutrisi di bidang olahraga, Emilia Elfiranti Achmadi, mengatakan asupan gizi atlet masih kurang diperhatikan.

"Kalau bicara olahraga di Indonesia itu, kekurangannya satu. Asupan makanan tak dipandang sebagai hal teknis, tapi soal emosional," ujar Emilia di Jakarta, Kamis (19/12).

Baca Juga

Padahal, menurutnya, pemberian asupan makanan yang tepat baik secara kualitas maupun kuantitas dapat menghasilkan kondisi fisik serta performa atlet yang maksimal. Emilia yang juga telah menjadi ahli gizi selama 25 tahun itu menilai, performa atlet tidak akan maksimal apabila asupan nutrisinya tidak dikontrol.

Prestasi pun sulit dicapai apabila pembinaan di berbagai cabang olahraga juga masih inkonsisten dalam menjalankan program diet khusus atlet. "Saya melihat inkonsistensi yang terjadi, di mana support (nutrisi) untuk atlet di berbagai cabang olahraga masih harus diperbaiki dan ditingkatkan," kata Emilia yang sempat menjadi konsultan gizi menjelang Olimpiade 2016 itu.

Menurutnya, sebagian federasi olahraga pun tidak memiliki ahli nutrisi sehingga perhatian soal gizi atlet masih minim. Padahal, ahli nutrisi sangat dibutuhkan untuk memberikan pedoman pola makan agar menunjang performa atlet baik sebelum pertandingan, saat pertandingan maupun setelah pertandingan.

"Tidak semua federasi menyiapkan makanan untuk atletnya. Jadi atlet masih dibebaskan untuk mengonsumsi apa saja," ujarnya.

photo
I Gede Siman Sudartawa (tengah) saat menerima medali emas renang nomor 50 meter gaya punggung putra SEA Games 2019. (Dok. PRSI)

Atlet renang nasional I Gede Siman Sudartawa pun berpendapat serupa. Ia mengatakan program Pelatnas di Indonesia masih belum memedulikan soal asupan gizi dan nutrisi bagi atlet. "Kita di sini gak ada psikolog dan ahli nutrisi buat tim. Sedangkan Singapura lengkap semua," kata Siman.

Siman yang telah konsisten menjalankan diet khusus selama dua tahun bersama ahli nutrisi itu telah merasakan langsung hasil dari kebiasaan dan pola makannya yang dijaga. "Yang pasti lebih cepat untuk meraih tubuh ideal pas mendekati pertandingan," kata Siman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement