REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Striker Chelsea Tammy Abraham prihatin dengan insiden rasisme yang dialami rekannya Antonio Rudiger. Menurutnya, segala bentuk rasisme harus dijawab dengan performa maksimal di lapangan.
"Sejujurnya, semua orang melakukan apapun yang mereka bisa untuk menghentikannya. Tapi masih ada satu-dua orang yang tidak berubah," kata Abraham dilansir dari London News Online pada Selasa, (24/12).
"Buat saya, yang penting tetap bersama, lihat saja pemain the Spurs justru membela Toni (Rodiger). Tentu baik jika kita tetap bersama dan biar sepakbola yang bicara," lanjut Abraham.
Abraham menyoroti kasus hinaan rasis memang sulit dihapus total. Tetap ada oknum yang melakukan hal itu di dunia sepakbola.
Dalam laga menghadapi the Spurs, Rudiger mendapat perlakuan rasis berupa fans menirukan tingkah seperti monyet. Tingkah itu dianggap menghina Rudiger sebagai pemain berkulit hitam. Hingga saat ini, Abraham mengaku belum membahas masalah itu dengan Rudiger secara langsung.
"Saya belum bicara dengan Toni (Rudiger). Saya di sisi seberang lapangan saat itu terjadi, tapi saya tahu terjadi sesuatu," ujar Abraham.
Meski demikian, Abraham merasa kagum dengan Rudiger yang tak terpengaruh hinaan tersebut. "Hinaan itu tidak mempengaruhi penampilannya. Dia punya karakter kuat. Dia menunjukkan diri sebagai pemain hebat," tutur Abraham.
Meski terganjal hinaan rasis, Chelsea tetap keluar sebagai pemenang usai dua gol Willian tak bisa dibalas anak asuh Jose Mourinho.