REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Teka-teki masa depan Mario Mandzukic akhirnya terpecahkan, setelah ia merampungkan kepindahannya dari Juventus ke klub Qatar Al-Duhail. Pemain berusia 33 tahun tersebut sama sekali belum dimainkan sejak Maurizio Sarri ditunjuk sebagai pelatih Juventus pada Juni lalu.
Padahal, sebelumnya Mandzukic telah tampil sebanyak 117 pertandingan dan mencetak 30 gol. Kepindahan mantan pemain Bayern Muenchen tersebut seolah menjadi kejutan Natal bagi publik maupun klub top Eropa. Sebab ia menjadi incaran Manchester United dalam bursa transfer, setelah tawaran untuk Paulo Dybala ditolak. Karena itu, harapan United untuk memboyong pemain internasional Kroasia itu pun pupus.
Mandzukic sempat terlihat di Qatar pada Senin (23/12) lalu, untuk merampungkan kepindahannya setelah empat tahun berkarier di Italia. Kesetiaan Madzukic pun seperti tak ada artinya bagi Juve, di saat ia tak diundang untuk perayaan Natal awal bulan ini.
''Manajemen tim hari ini berhasil mengikat kontrak dengan striker Juventus asal Kroasia Mario Mandzukic dengan status bebas transfer setelah kontraknya habis dengan tim Italia itu,'' ungkap Al-Duhail dalam sebuah pernyataan dikutip dari TSN, Kamis (26/12).
Mandzukic berperan besar dalam membawa Kroasia melaju ke final Piala Dunia 2018. Ia mencetak gol saat timnya dikalahkan Prancis 2-4, bersama dengan gol bunuh dirinya di babak pertama. Mandzukic, yang bergabung ke Juve dari Atletico Madrid pada 2015, itu pun mengucapkan selamat tinggal kepada Juventus.
Bahkan, saking banyaknya kenangan yang didapat selama di Turin, Mandzukic tak mampu merangkum ucapan terima kasihnya. Uniknya, ia justru tak mengucapkan terima kasih kepada Sarri yang telah meninggalkannya selama separuh musim 2019/2020.
''Tapi saya berharap Anda melihat hasrat saya untuk klub ini dan untuk setiap pertandingan yang saya mainkan untuk Juventus. Terima kasih banyak untuk Allegri dan Marotta yang telah menginginkan saya di Turin,'' kata Mandzukic dikutip dari Calciomerato.
Mandzukic pun mengaku merasa terhormat bisa membela Juventus, dan apa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir tak mengurangi rasa hormat dan cintanya pada klub. Ia juga mengaku tak bisa melupakan setiap pertandingan yang dilalui bersama rekan-rekan setimnya.
Mandzukic menyatakan tak akan melupakan setiap kemenangan dan trofi yang telah diraih selama empat setengah tahun terakhir. ''Akhirnya, terima kasih terbesar untuk fan yang luar biasa, yang menjadi alasan mengapa klub ini sangat besar dan sukses,'' ucap dia.
Mandzukic mengikuti langkah mantan rekan setimnya di Juve, Mehdi Benatia. Setelah tak lagi jadi pilihan utama di lini belakang Juve, sejak Leonardo Bonucci kembali, Benatia memilih bergabung dengan Al-Duhail pada Januari 2019.
Benatia dibeli seharga delapan juta euro, setelah memperkuat Juventus selama dua setengah tahun. Pemain bintang Eropa lainnya yang juga pernah merumput di Qatar adalah Xavi Hernandez. Legenda Barcelona itu bergabung dengan Al Sadd pada 2015 lalu setelah mempersembahkan 23 trofi untuk Barca.