Selasa 31 Dec 2019 12:50 WIB

Potter Khawatir Sepak Bola Inggris Diwasiti oleh Drone

Bukan hukum atau teknologinya yang harus berubah, tapi budaya menyalahkan pihak lain.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Endro Yuwanto
Graham Potter
Foto: EPA-EFE/FELIPE TRUEBA
Graham Potter

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Arsitek tim Brighton Graham Potter mengkhawatirkan masa depan sepak bola Inggris. Ia menyoroti penggunaan drone secara berlebihan justru membuat orang tak lagi menyukai sepak bola.

Potter memprediksi sepak bola akan diwasiti oleh drone atau robot suatu hari nanti. Hal ini menyusul penggunaan video assistant referee (VAR) yang kian masif.

"Jadi silakan saja singkirkan wasit dan hakim garis, masukkan drone, komputer, dan kecerdasan buatan. Saya yakin teknologi akan membuat keputusan yang benar. Tapi saya tak berpikir orang akan menyukai sepak bola dengan hal semacam itu," kata Potter dilansir dari Mirrror, Selasa (31/12).

Potter menyarankan pencabutan VAR dari Liga Primer Inggris. Menurutnya, orang akan menerima kesalahan wasit dalam memutuskan perkara sebagai bagian dari dinamika sepak bola. Sikap itu yang dirasakannya perlu ditekankan lagi.

"Bukan hukum atau teknologinya yang harus berubah, tapi budayanya. Kita melihat masalah dengan cara yang salah. Saat kalah kita biasanya menyalahkan wasit yang gagal membuat keputusan. Tapi kita harusnya mulai menerima kesalahan wasit sebagai bagian kehidupan," ujar Potter.

Potter mengingatkan bahwa tayangan Liga Primer menarik karena mengandung unsur emosional. Termasuk ketika wasit membuat keputusan yang salah. Sehingga menurutnya wajar jika pengurus liga seharusnya tak fokus pada mencari kebenaran dalam sepak bola.

"Sebelumnya wasit dan hakim garis yang disalahkan, sekarang VAR kena sasarannya. Kita hanya akan terus berdebat saat hasil akhir tak berpihak," ucap Potter.

Sebelumnya, Brighton ikut menjadi korban VAR. Satu Gol Brighton sempat dianulir akibat penggunaan VAR. "Ini tentang budaya menyalahkan seseorang saat kalah. Sepak bola adalah pertandingan yang wajar jika ada kesalahan karena dimainkan oleh manusia," tegas Potter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement