REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Saat sejumlah liga top Eropa memilih untuk meliburkan kompetisi selama periode libur Natal dan tahun baru, kompetisi Liga Primer Inggris justru masih terus berputar. Periode akhir tahun, terutama pada libur Natal dan tahun baru, malah menjadi periode paling sibuk buat tim-tim asal Inggris.
Bahkan, sejumlah tim-tim di Inggris mesti menjalani setidaknya empat laga hanya dalam kurun waktu 11 hari selama periode akhir tahun tersebut. Kondisi paling ekstrem sempat menimpa Wolverhampton Wanderers dan Manchester City pada akhir tahun ini. Kedua tim tersebut mesti tampil di dua laga hanya dalam rentang waktu 48 jam, tepatnya pada 26 Desember dan 29 Desember.
Dengan masa istirahat yang begitu pendek, ditambah jadwal pertandingan yang padat, akhirnya membuat beban kerja pemain begitu tinggi di sepanjang periode akhir tahun tersebut. Imbasnya, para pemain lebih rentan mengalami cedera. Berdasarkan laporan dari laman Premier Injuries, setidaknya ada 53 pemain di klub-klub Inggris mengalami cedera selama periode akhir tahun ini.
Beban kerja pemain yang terlalu tinggi, yang diakibatkan dari padatnya jadwal pada periode akhir tahun, ini pun dikeluhkan oleh pelatih Liverpool, Jurgen Klopp. Pelatih asal Jerman itu pun menilai, beban kerja pemain yang terlalu tinggi akan berimbas pada kualitas permainan di atas lapangan.
"Akhirnya, seperti di aspek kehidupan lain, ini seharusnya soal kualitas dibanding kuantitas. Di laga terakhir, para pemain telah berlari 13 kilometer. Saya tentu tidak bisa berkata pada pemain, 'cukup berlari 11 kilometer saja, karena kami masih ada laga berikutnya'. Cara kerjanya tidak seperti itu," ujar Klopp seperti dikutip AP, Ahad (5/1).
Hal senada diungkapkan pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Kekhawatiran soal tingginya beban kerja yang dialami pemain pada periode akhir tahun sebenarnya sudah diungkapkan pelatih asal Spanyol itu dalam beberapa musim terakhir. Namun, otoritas Liga Primer Inggris tetap bergeming dan melanjutkan jadwal padat pada akhir tahun.
"Seperti yang sudah saya katakan, sepertinya tida ada yang peduli dengan hal ini. Mungkin pada musim depan, kami akan melihat ada lebih dari 50 pemain yang mengalami cedera pada periode ini," tutur mantan pelatih Barcelona tersebut.
Tidak hanya pelatih Liverpool dan Manchester City yang bereaksi atas jadwal padat di kompetisi sepak bola Inggris. Pelatih Newcastle United, Steve Bruce, menyebut, tidak pernah kondisi yang lebih ekstrem terkait cedera pemain selama 40 tahun berkarier di dunia sepak bola profesional.
"10 dari 22 pemain kami mengalami cedera. Benar-benar luar biasa," kata Bruce.
Penyelenggaraan pertandingan, terutama di kompetisi teratas sepak bola Inggris, telah berlangsung sejak 1950 silam. Laga Boxing Day, yang biasanya digelar setelah Natal, seolah menjadi tradisi yang tidak bisa dilepaskan dari sepak bola Inggris. Namun, penyelenggaraan pertandingan hingga pergantian tahun baru sebenarnya baru digelar pada beberapa dekade terakhir.
Hal ini tidak terlepas dari kepentingan komersial, salah satunya hak siar. Namun, Klopp akhirnya memberikan saran kepada pihak otoritas penyelenggara Liga Primer Inggris untuk kembali melakukan evaluasi ataupun pengaturan jadwal yang lebih baik di periode akhir tahun.
"Coba berpikir, dalam salah satu bahasan negosiasi, antara otoritas penyelenggara dan pemegang hak siar, juga dilampirkan soal kondisi pemain. Memang, tanpa uang, cukup sulit membayangkan kompetisi ini bisa berjalan. Namun, tanpa pemain, kompetisi ini juga tidak bisa berjalan dengan baik," tutur pelatih asal Jerman tersebut.