REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Manajer Semen Padang FC Hermawan mengatakan, timnya membutuhkan investor untuk bangkit dan kembali bercokol di tahta tertinggi kompetisi Tanah Air, Liga 1, musim mendatang. Ia mengatakan, hal ini sudah dibuktikan dalam dua musim yang lalu.
Semen Padang tertatih dalam persoalan pendanaan sehingga manajemen harus bekerja keras memutar otak mencari dana. "Tim membutuhkan pendanaan yang kuat dan saat ini bukan zamannya lagi tim sepak bola bergantung dengan sumber pendanaan utama dari perusahaan BUMN," kata Hermawan, Ahad (5/1).
Menurut Hermawan, untuk satu musim kompetisi, sebuah tim harus memiliki dana sekitar Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar agar mampu berjalan normal. Dana itu dipergunakan mulai dari kontrak dan gaji pemain, pelatih, kebutuhan tim, biaya tandang, akomodasi, pesawat, dan lainnya dalam satu musim kompetisi.
Sementara pemasukan dari sponsor juga dibilang kecil. Ia membandingkan dengan salah satu sponsor di Jawa, yakni perusahaan makanan mampu memberi pemasukan Rp 2 miliar ke tim agar nama produk ada di kostum tim.
Sementara di Semen Padang, mungkin total seluruh sponsor yang ada di kostum tim sebesar Rp 2 miliar. "Nilai sponsor paling tinggi sekitar Rp 750 juta dan nilai kontraknya di bawah itu. Walau ramai merek perusahaan di baju, nilainya kecil," kata dia.
Hermawan mengatakan, saat ini tim sedang melakukan penjajakan dengan investor yang juga putra Minangkabau. Investor ini menurutnya akan menggelontorkan dana yang cukup besar untuk mendanai tim. "Pembicaraan terus dilakukan agar kerja sama ini dapat berjalan dengan baik. Investor ini bertujuan mengangkat tim Semen Padang kembali ke level atas," kata dia.