Jumat 10 Jan 2020 10:38 WIB

Reza Rajasa Ingin Golf Lepas dari Stigma Eksklusif

Untuk mewujudkan misinya, Reza siap maju sebagai Ketum PGI DKI Jaya.

Calon Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jakarta Raya (Jaya) Reza Ihsan Rajasa.
Foto: Dok. Pri
Calon Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jakarta Raya (Jaya) Reza Ihsan Rajasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Calon Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jakarta Raya (Jaya) Reza Ihsan Rajasa membawa misi khusus untuk membantu dunia golf Indonesia maju. Reza ingin golf menjadi cabang olahraga yang digemari secara luas oleh siapapun.

 

“Saya rasa kalau kita ingin golf maju secara prestasi, bukan hanya lifestyle, maka semua orang harus dibantu aksesnya untuk bisa mengenal dan menggeluti Golf," ujarnya, saat ditemui di Lapangan Golf Pondok Indah, Jumat (10/1/). 

 

Dia mengatakan, golf telah lama dipersepsikan sebagai olahraga yang mahal dan ekslusif. Padahal stereotipe semacam itu justru menghambat perkembangan golf, khususnya dalam cabang prestasi. Bila menilik sejarah, Indonesia punya banyak catatan di masa lalu yang cukup membanggakan dalam event golf kelas dunia. 

 

Jauh sebelum dikenal luas sekarang, pada 1983, Indonesia sudah menjadi tuan rumah XXX Golf World Cup yang dihelat di Pondok Indah, Jakarta, pada 8-11 Desember. Sebuah event yang belum kembali ke Tanah Air hingga kini.

 

Ia menambahkan, banyak kisah atlet golf profesional yang sukses berasal dari berbagai kalangan. Lebih dari itu, tekad Reza untuk membuat golf lebih inklusif berasal dari pengalaman pribadinya. Kala itu ia tengah bermain golf lalu menyaksikan anak-anak di sekitar lapangan mengejar layangan putus. Salah satu anak itu adalah putra dari caddy di tempatnya bermain. 

 

“Sampai di rumah, ayahnya yang caddy itu cerita ke saya bahwa anaknya ingin mejadi pegolf profesional. Ini semangat yang luar biasa dari anak-anak kita yang harus kita dukung. Jangan sampai bakat dan semangat hebat, hilang hanya karena tidak ada kepedulian dari kita semua," tambahnya.

 

Managing Director PT Arthindo Group ini telah memulai merealisasikan mimpinya membentuk atlet-atlet golf andal sejak beberapa tahun lalu. Saat ini prestasi mereka sudah mencuat ke permukaan, seperti Ribka Vania, Rizchy Subakti, Almay Rayhan, dan Sim MinSub. Bahkan Ribka tahun lalu tampil di turnamen bergengsi sekelas Honda LPGA Thailand 2019. 

Ke depan, untuk menajamkan pencarian bibit-bibit golfer berbakat, kata Reza, harus didukung ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang olahraga. Saat ini di dunia tengah berkembang pesat apa yang disebut dengan sport science dan talent scouting. Ini memungkinkan teknologi digunakan untuk mendampingi perkembangan atlet dari awal hingga profesional. 

 

“Saya sudah memiliki jaringan talent scounting regional. Saya kira di Jakarta banyak anak-anak berbakat, dengan sport science kita akan mendapatkan bakat yang tepat dan akurat," imbuhnya.

Ketika ditanya dukungan Reza terhadap kariernya, Ribka mengamini. “Om Reza bukan hanya supportive but also trusted and believed in me so for me that made a huge difference in my mental game (om Reza tak sekadar memberikan dukungan tapi juga kepercayaan tinggi yang membuat perbedaan dalam membangun mental bermain),"ujarnya. 

Menurut Ribka, atlet hebat tanpa didukung manajemen dan komitmen induk olahraga yang kuat tidak akan meraih hasil maksimal. “Talenta mampu memenangkan pertandingan, tapi kerjasama dan intelegensi memenangkan kejuaraan, kebersamaan adalah kekuatan utama," tambahnya.

Musyawarah Provinsi PGI Jakarta sendiri akan digelar pada Ahad (20/1). Klub-klub akan memilih Ketua PGI Jaya untuk masa bakti 2020-2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement