Selasa 14 Jan 2020 02:10 WIB

Atlet Taekwondo Iran Merasa Jadi Korban Ketidakadilan

Kesuksesan Alizadeh di bidang olahraga dijadikan alat propaganda politik Iran.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Atlet taekwondo Iran, Kimia Alizadeh, mengaku muak dimanfaatkan oleh otoritas Iran sebagai alat propaganda. Ilustrasi.
Foto: Tatyana Zenkovich/EPA
Atlet taekwondo Iran, Kimia Alizadeh, mengaku muak dimanfaatkan oleh otoritas Iran sebagai alat propaganda. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Atlet Taekwondo Iran, Kimia Alizadeh, merasa mendapatkan perlakuan tidak adil dari negaranya. Kesuksesannya di bidang olahraga dijadikan alat propaganda politik Iran. Karena itu, dikutip dari BBC, Senin (13/1), ia telah menghilang dari Iran.

Melalui akun media sosialnya, Alizadeh memposting pernyataan bahwa telah meninggalkan Iran karena tak ingin menjadi bagian dari kemunafikan, kebohongan, dan ketidakadilan. Dia menyebut dirinya satu dari sekian banyak wanita yang tertindas di Iran.

Alizadeh yang menghilang dari Iran dilaporkan kini sedang berada di Belanda untuk berlatih. Gadis 21 tahun ini adalah atlet sukses di bidangnya. Dia membuat sejarah bagi Iran pada Olimpiade Rio 2016 dengan memenangkan medali perunggu cabang taekwondo.

"Saya memakai apa pun yang mereka katakan pada saya dan mengulangi apa pun yang mereka pesan. Setiap kalimat yang mereka pesan saya ulangi. Tidak ada dari kami yang penting bagi mereka, kami hanya alat," tulis Alizadeh.

Alizadeh menilai propaganda tersebut hanya akan mempermalukan Iran sendiri. Ia membantah kepergiannya ke luar Iran karena diundang ke Eropa atau sedang mendapatkan tawaran yang menggiurkan.

Alizadeh tak menyebutkan negara tempat tinggalnya saat ini. Hilangnya Alizadeh langsung mendapatkan respon beragam masyarakat Iran setelah mengetahui kabar tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement