Jumat 17 Jan 2020 18:04 WIB

Mental Daddies Berbicara di Tiga Angka Terakhir

Ahsan mengaku kaget lawan tidak tenang di angka-angka kritis

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kiri) berselebrasi dengan rekannya Hendra Setiawan usai mengalahkan lawannya asal China Taipei Lu Ching Yao dan Yang Po Han dalam pertandingan babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kiri) berselebrasi dengan rekannya Hendra Setiawan usai mengalahkan lawannya asal China Taipei Lu Ching Yao dan Yang Po Han dalam pertandingan babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan senior Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan melangkah ke babak semifinal turnamen Indonesia Masters 2020. Di perempat final, Hendra/Ahsan mengalahkan pasangan unggulan tujuh dari Cina Taipei, Wang Chi Lin/Lee Yang, Jumat (17/1).

Kemenangan yang diraih pasangan yang kerap disapa 'Daddies' ini tidak mudah. Daddies harus melakoni pertandingan tiga gim selama 44 menit melawan pasangan muda ini.

Di gim pertama, Hendra/Ahsan menempati lapangan yang kalah angin. Sehingga Wang/Lee nyaman dalam melakukan serangan. Gim pertama hanya berjalan sembilan menit dan dimenangkan Wang/Lee dengan 9-21.

Hendra/Ahsan membalasnya di gim kedua. Mereka tidak menyia-nyiakan keunggulan angin di lapangannya. Hendra/Ahsan terus unggul hingga memaksakan rubber game setelah mencuri gim kedua dengan 21-15.

Di gim yang menentukan, kedua pasangan saling berhati-hati. Mereka juga bermain bola-bola kecil di depan net. Karena bola panjang kebanyakan akan ke luar lapangan dan menguntungkan lawan. Wang/Lee unggul di paruh gim ketiga dengan 8-11.

Usai jeda, perolehan angka Wang/Lee terus memimpin dengan 14-16 dan 16-18. Setelah kedudukan 18-19, Wang/Lee justru tampil tidak tenang. Hendra/Ahsan memperlihatkan kematangan mentalnya dan meraih tiga angka beruntun serta memenangkan pertandingan dengan 21-18.

"Pertama kita mengucapkan syukur bisa lolos partai yang krusial. Pertandingan tadi enggak mudah untuk dilewati," kata Ahsan dalam jumpa pers usai pertandingan.

Hendra menjelaskan di gim pertama, ia dan Ahsan terserang lebih dulu. Sehingga lawan bisa menekan, sedangkan bola-bola baliknya dan Ahsan malah jadi naik dan enak buat diserang lawan. "Kita enggak berkembang permainan kita di gim pertama," kata Hendra.

Di gim ketiga, karena terus tertinggal, ia dan Ahsan hanya berpikir fokus mendapatkan angka demi angka. Saat ditanya apakah kemenangan mereka diwarnai keberuntungan, Ahsan menjawab diplomatis.

 

"Ya saya rasa sudah takdirnya. Kan sering juga kalah," ujar Ahsan sambil tertawa.

 

"Poin-poin terakhir memang mereka malah enggak tenang kayak di awal pertandingan. Sementara kita posisinya sudah tertekan. mereka mati, kita sedikit kaget juga," tambah Ahsan.

Untuk lawan di semifinal, Ahsan memilih enggan untuk menjelaskan strateginya. Hendra/Ahsan akan melawan pemenang antara juniornya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dengan pasangan Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.

"Saya sih enggak mau berandai-andai. Kita lihat dulu hasilnya, baru dipelajari," kata Ahsan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement