Senin 27 Jan 2020 17:53 WIB

Kobe Bryant: Kisah tentang Juara, Legenda, dan Manusia

Sebulan sebelum kecelakaan yang menewaskannya, Kobe menolong ibu korban kecelakaan

Dear Basketball (Kobe Bryant)
Foto: Dear Basketball Movie
Dear Basketball (Kobe Bryant)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdullah Sammy

Senin (27/1), lepas tengah malam waktu Indonesia Barat. Sebagian penduduk bumi masih terlelap. Sebagian lain masih membuka mata namun seperti berada dalam mimpi buruk. Mimpi buruk karena tersiar kabar tragedi kecelakaan helikopter di Kota Los Angeles, Amerika. Salah satu penumpang dalam helikopter nahas itu adalah shooting guard terbaik yang pernah ada dalam sejarah bola basket dunia, Kobe Bryant.

Kobe menumpangi helikopter itu bersama putrinya yang masih berusia 13 tahun, Gianna 'Gigi' Bryant. Keduanya bersama tujuh penumpang lain dinyatakan tewas setelah helikopter yang mereka tumpangi terjatuh.

photo
Kobe dan Gigi Bryant (Carlson/AP)

Sontak duka tersebar ke seantero penduduk bumi. Duka yang barangkali menjadi salah satu mimpi terburuk bagi pencinta olahraga, khususnya bola basket dunia. Sebab Kobe tak sekadar pebasket terbaik yang pernah ada. Kobe adalah simbol dari sebuah era. Dia adalah inspirasi bagi ratusan juta manusia. Lebih dari itu, Kobe adalah dia 'seorang manusia'.

Terlalu banyak momen hebat yang Kobe lakukan di atas lapangan. Dari sejumlah momen itu, ada dua pristiwa di atas lapangan yang benar-benar sangat membekas di kepala saya. Momen itu adalah saat Kobe melakukan dua tembakan di detik akhir pada laga playoff melawan Phoenix Suns pada 2006. Tembakan pertama membuat Lakers terhindar dari kekalahan. Sedangkan tembakan kedua membuat Lakers memenangkan pertandingan.

Selain dua tembakan ajaib melawan Suns, ada pula momen saat Kobe bersitegang dengan Matt Barnes (Orlando Magic). Kala itu Barnes tampak coba melempar bola tepat ke wajah Kobe. Kobe tak berkedip sedikitpun ketika bola beberapa senti saja berada di depan dua matanya. Dia menatap layaknya pria sejati yang tak gentar sedikitpun dengan provokasi lawan.

Kehebatan teknis dan mental di atas lapangan itulah yang membuat Kobe menorehkan berbagai rekor. Dia bersama Michael Jordan bahkan dianggap sebagai pebasket terbaik yang pernah ada. Labelisasi itu dibuktikan dengan catatan statistik yang menempatkan Kobe berada di daftar keempat pebasket dengan total poin terbanyak sepanjang massa dengan koleksi poin 33.609.

Rekor yang beberapa jam sebelum dia tewas dipecahkan penerus Kobe di LA Lakers, Lebron James, dalam laga melawan tim asal kampung halaman Kobe, Philadelphia 76'ers. Kobe menyaksikan langsung momen 'sang junior' kala melewati rekornya. Dengan jiwa besar dan penuh sportivitas, Kobe kemudian mengucapkan selamat pada Lebron. Ucapan selamat dari Kobe kepadaa Lebron menjadi unggahan terakhir Kobe sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Begitu status Twitter dan Instagram terakhir Kobe, sekitar 20 jam sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya.

Kehebatan lain Kobe adalah saat dirinya memutuskan pensiun dari bola basket. Di akhir musim 2016, Kobe menuliskan sebah surat pengunduran dirinya yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah klip kartun dokumenter berjudul Dear Basketball. Hebatnya, pesan pengunduran diri yang menyentuh itu mampu memenangkan penghargaan paling prestisiuis di dunia perfilman, Oscar. Kobe menjadi olahragawan pertama yang mampu meraih penghargaan Oscar.

Penggalan pesan pengunduran diri di antaranya berbunyi; "This season is all I have left to give. My heart can take the pounding. My mind can handle the grind. But my body knows it’s time to say goodbye. And that’s OK. I’m ready to let you go." (Musim ini adalah saat saya untuk memberikan apa yang tersisa. Jantungku bisa berdegup kencang. Pikiranku bisa menangani kesibukan. Tapi tubuhku tahu sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal. Dan itu tidak masalah. Saya siap membiarkan Anda (bola basket) pergi).

Terlepas dari segala kehebatannya di atas lapangan, Kobe tetap menunjukkan bagaimana status seorang superstar tak membatasi jaraknya pada manusia lain di luar lapangan.

Ada sebuah kisah yang menarik terkait sisi kemanusiaan Kobe ini. Uniknya, kisah ini terkait dengan sebuah peristiwa kecelakaan di Kota Los Angeles. Peristiwa ini terjadi enam pekan sebelum tragedi kecelakaan helikopter merenggut nyawa Kobe dan sang putri.

Singkat cerita saat itu terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan beberapa mobil di kawasan Newport Beach. Korban kecelakaan tampak terguncang usai kejadian itu.

Kobe yang kebetulan melintas, tak ragu untuk turun dari mobil Range Rover yang ditumpanginya untuk memberikan bantuan. Dia tampak menghampiri seorang ibu yang sedang terguncang usai kecelakaan itu. Dia menenangkan sang ibu.

photo
Kobe (kanan) saat menolong seorang ibu korban kecelakaan di Los Angeles, 19 Desember 2019.

Bukan kali itu saja Kobe menolong korban kecelakaan. Pada Desember 2018, Kobe juga menjadi orang pertama yang memberi pertolongan bagi korban kecelakaan lalu lintas di Los Angeles. Sekalipun berstatus megabintang dunia, Kobe tak ragu untuk sekadar turun dan menawarkan bantuan. Kobe bahkan membantu sang korban untuk memotret lokasi kecelakaan untuk kemudian diteruskan ke kepolisian.

Ahad (26/1) waktu Los Angeles, giliran Kobe yang menjadi korban kecelakaan. Namun kali ini tak ada yang bisa menolongnya. Nyawa Kobe bersama sang putri tak terselamatkan dalam kecelakaan udara di Calabasas.

Sebuah tragedi besar bagi seluruh dunia. Karena dunia telah kehilangan seorang juara basket terbaik yang pernah ada. Dunia kehilangan seorang legenda yang mewakili sebuah era. Dan dunia kehilangan seorang manusia yang penuh dengan jiwa kemanusiaan. Dunia menangis atas berpulangnya seorang manusia hebat bernama Kobe Bryant.

"Heoes comes and go but legends are forever (Pahlawan datang dan pergi, tapi legenda selalu abadi)." Kobe Bryant 1978-2020. Respect... 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement