Sabtu 01 Feb 2020 17:00 WIB

Ketum PSSI dan Bupati Bandung Pantau SJH untuk Piala Dunia

Ketua Umum PSSI menilai SJH layak sebagai venue pertandingan Piala Dunia U-20 2021.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Endro Yuwanto

Foto: Republika/Abdan Syakura

Suasana Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Venue untuk Piala Dunia U-20 2021 belum diputuskan. Namun berbagai daerah terus mengembangkan stadion dari segi fasilitas termasuk Kabupaten Bandung.

Ketua Umum PSSI Moch Iriawan bersama Bupati Bandung Dadang Nasser memantau langsung salah satu calon venue stadion, Stadion Si Jalak Harupat (SJH), Kabupaten Bandung, pada Sabtu (1/2). Iriawan mengaku SJH layak sebagai venue pertandingan.

"SJH merupakan salah satu nominasi untuk Piala Duniua U-20 2021. Selain memang stadion utama, dilihat juga stadion pendukung untuk latihan," kata pria yang biasa disapa Iwan Bule ini.

Iwan mengakui SJH layak baik dari segi fasilitas utama dan pendukung. Karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi hingga akhirnya dipilih langsung oleh FIFA. "Sehingga nanti kami bisa simpulkan terkait dengan stadion pendukung mana saja, dari tempat, seluruh sisi dan keamanan serta standar lainnya," jelas dia.

Iwan mengakui masih ada waktu untuk SJH untuk merevitalisasi agar sesuai dengan standar Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). Dengan bantuan kementerian yang terlibat, SJH bisa saja masuk dalam stadion yang dipilih nantinya.

Syarat yang harus dipenuhi oleh SJH di antaranya adalah fasilitas stadion utama, stadion pendukung, jarak tempuh ke hotel, dan fasilitas lainnya. Syarat tersebut diharapkan bisa seluruhnya terpenuhi.

Sementara itu, Bupati Bandung, Dadang Nasser mengakui, kondisi SJH terawat dengan baik. Apalagi, stadion kebanggaan Kabupaten Bandung ini pernah digunakan sebagai venue cabang olahraga sepak bola Asian Games 2018 lalu.

Namun SJH tetap akan direvitalisasi hingga memenuhi syarat yang ada. Dadang dan dinas terkait akan melakukan percepatan penunjang fasilitas.

Dadang mengakui tidak akan mematok Piala Dunia, karena meski akhirnya tidak dipilih, SJH tetap menjadi stadion milik masyarakat. "Intinya kami tidak berorientasi pada Piala Dunia, tapi sajian kami untuk warga sendiri, untuk pemain kami. Lapangan SJH ini kelas dunia, kami juga punya lapangan latih kelas dunia standar FIFA," jelas dia.