REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua pelaksana Olimpiade Tokyo 2020 Toshiro Muto mengakui pihak penyelenggara sangat khawatir tentang kemungkinan dampak virus corona baru yang mematikan terhadap Olimpiade musim panas tahun ini. Toshiro Muto berharap wabah yang berasal dari China itu akan segera terkendali untuk mengembalikan kepercayaan diri menjelang Olimpiade.
"Kami sangat khawatir dalam arti bahwa penyebaran virus menular dapat berdampak negatif pada momentum Olimpiade," katanya seperti dikutip AFP, sebelum pertemuan dengan Komite Paralimpik Internasional (IPC), Rabu (5/2).
"Saya berharap wabah itu dapat diberantas secepat mungkin. Kami berencana untuk bekerja sama dengan IOC (Komite Olimpiade Internasional), IPC, pemerintah dan kota Tokyo untuk mengatasi penyakit ini."
Lebih dari 20 negara telah mengkonfirmasi kasus-kasus virus, yang telah menewaskan hampir 500 orang dan menginfeksi sedikitnya 24 ribu orang di daratan China.
Sejauh ini Jepang belum melaporkan kematian, tetapi setidaknya 10 orang di kapal pesiar yang membawa 3.711 penumpang dan kru yang dikarantina di Yokohama telah dinyatakan positif terkena virus corona baru. Saburo Kawabuchi, wali kota perkampungan atlet di mana 11 ribu olahragawan akan tinggal, juga prihatin.
"Saya berharap dari hati saya bahwa kita dapat mengatasi ini (virus) dan berharap Olimpiade dapat berlangsung lancar," kata mantan kepala sepak bola Jepang itu.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi para atlet agar mereka dapat menunjukkan penampilan terbaik mereka."
Gubernur Tokyo Yuriko Koike berjanji pada akhir pekan untuk menerapkan langkah-langkah menyeluruh untuk melindungi orang-orang dari virus corona menjelang Olimpiade.
Jepang telah memperingatkan warga negaranya agar tidak melakukan perjalanan yang tidak penting ke China dan melacak peraturan baru dengan cepat termasuk batasan untuk memasuki negara itu dalam upaya menahan penyebaran virus korona baru yang ganas.
Perdana Menteri Shinzo Abe berjanji awal pekan ini bahwa negaranya akan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memastikan persiapan untuk Olimpiade Tokyo tidak akan terganggu. Dia juga mengungkapkan bahwa Jepang sedang mengembangkan alat tes cepat untuk virus tersebut.
"Dengan mengkoordinasikan upaya kami dengan WHO dan lembaga terkait lainnya, kami akan mengambil langkah-langkah yang tepat sehingga persiapan untuk mengadakan acara akan terus berlanjut," kata Abe dalam sesi parlemen.
Pemerintah Jepang telah mencarter tiga penerbangan untuk memulangkan 565 warga negara Jepang dari Wuhan, kota di China tengah yang paling parah terkena virus itu.
Ketakutan soal kesehatan telah menyebabkan pembatalan event kualifikasi Olimpiade di China seperti tinju dan bulu tangkis.
Olimpiade Tokyo 2020 akan dimulai pada 24 Juli, sedangkan Paralimpiade dimulai pada 25 Agustus.