REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) menyebutkan para atlet yang menjalani pelatnas pembinaan sebaiknya tetap berjalan meski kegiatan multieven ASEAN Para Games (APG) 2020 di Filipina, diundur lagi akibat wabah virus corona.
NPCI berharap program pelatnas APG tetap berjalan terus, sehingga tidak mengganggu performa para atlet. Opsi kedua, atlet dipulangkan ke daerah masing-masing, kata Presiden NPCI, Senny Marbun, di Kantor NPCI Solo, Selasa (11/2).
"Kami menerima surat resmi pengunduran batas waktu hingga tidak ditentukan, kegiatan APG 2020 dari Presiden ASEAN Para Games Filipina (APSF) Osoth Bhavilai, pada Senin (10/2)," ucapnya.
Menurut Senny Marbun, pelaksanaan APG Filipina 2020, seharusnya digelar tanggal 18-24 Januari, kemudian mundur menjadi 21-27 Maret, tetapi sekarang diundur lagi dengan waktu hingga tidak terbatas.
"Kami memaklumi kondisi di Filipina sekarang. Bahkan, tempat yang akan menjadi venuekegiatan digunakan untuk isolasi warga yang terkena wabah virus corona. Kami menunggu sampai kapan wabah virus corona itu, hingga reda untuk bisa melakukan fundamental untuk Indonesia," kata Senny.
Sekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto mengatakan APSF menawarkan opsi seluruh negara peserta APG. Yakni diundur dengan batas waktu yang tidak ditentukan, karena menghadapi virus corona tidak bisa diketahui kapan mereda, dan event harus terselenggara di Filipina, tetapi menunggu virus mereda.
Jika virus corona sudah mereda, kata Rima, Filipina mempunyai kewajiban harus memberitahukan ke negara-negara peserta se-Asia Tenggara 60 hari sebelumnya. Andai diundurnya hingga September, maka mereka pada Juli harus sudah memberitahu kepada negara peserta bahwa APG 2020 akan diadakan September.
Selain itu, ada tambahan syarat dari peserta negara Thailand dan Singapura, bahwa batas akhir pengunduran pada September 2020. Apabila melampau bulan itu, Thailand dan Singapura tidak bisa ikut. Karena kedua negara ini tidak bisa menganggarkan kegiatan setelah September.
Rima mengatakan Presiden NPC Indonesia Senny Marbun sudah membalas surat pengunduran waktu even tersebut dengan memahami kondisi yang ada. Dengan situasi sekarang, Indonesia juga setuju dengan opsi yang ditawarkan oleh APSF itu.
"Kami jadi menunggu wabah virus mereda, dan undangan 60 hari sebelum kegiatan digelar dari Filipina," katanya.
Rima mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, para atlet yang dipersiapkan APG 2020 akan dipulangkan sementara ke daerahnya. NPC sekarang sedang membahas kapan atlet dipulangkan dan kapan dipanggil kembali. Adapun atlet persiapan Paralimpik Tokyo Jepang masih berjalan terus dan tidak ada yang pulang.
Atlet Paralimpik Tokyo terus latihan di Solo dan APG Filipina baru dibahas kapan dipulangkan dan dipanggil kembali. Jika mereka terlalu lama dipulangkan ke daerah akan mengganggu performa para atlet.
"Kami masih mengajukan beberapa pola solusi ke Menpora untuk mengatasi hal ini," katanya.