Rabu 12 Feb 2020 17:00 WIB

Pemain Indonesia Khawatir Kariernya Hancur di Luar Negeri

Nyaris semua pesepak bola Indonesia di luar negeri berujung pengisi bangku cadangan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Endro Yuwanto
Mohamad Kusnaeni (kiri).
Foto: DOKPRI
Mohamad Kusnaeni (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkarier di luar negeri ternyata tak selalu manis buat pesepak bola asal Indonesia. Ada kalanya menggantungkan karier dengan hijrah ke luar negeri justru berakhir buruk.

Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni mengakui sebagian pesepak bola Indonesia enggan menjudikan kariernya di luar negeri karena mengandung risiko tinggi. Para pemain itu khawatir setelah gagal di luar negeri, nasib sama terjadi saat kembali ke Tanah Air.

Klaim ini bukan tanpa dasar jika melihat rekam jejak pesepak bola yang pernah merasakan kerasnya sepak bola luar negeri. Di antaranya Kurniawan Dwi Yulianto, Kurnia Sandi, Syamsir Alam, dan baru-baru ini Egy Maulana Vikri. Nama terakhir masih berjuang jadi pemain utama di klub top Polandia, Lechia Gdansk.

"Ada pemain takut ke Eropa malah begitu, kariernya hancur. Ada beberapa yang seperti itu," kata pria yang akrab disapa Bung Kus itu pada Republika.co.id, Rabu (13/2).

Bung Kus mengatakan, pemain ke luar negeri demi meraih kesempatan pengembangan diri dan bertanding di kancah dunia. Tapi nasib berkata lain. Nyaris semua pesepak bola Indonesia di luar negeri berujung pengisi bangku cadangan. Bahkan termasuk Egy Maulana Vikri.

"Di sana akhirnya bukan makin maju malah drop jadi penghias saja. Keluar dari sana karier mundur. Padahal harapan dari sana dapat pengalaman dari pertandingan," ujar Bung Kus.

Faktor penghambat karier para pemain ikut dipengaruhi lemahnya mental. Mayoritas pesepak bola Indonesia di luar negeri minim pengalaman hidup di manca negara. Alhasil, banyak yang mengalami culture shock, homesick, hingga salah gaul. Ini masih diperparah dengan gagal bersaing mencapai skuat utama.

Tingkat stres yang tinggi tersebut mengakibatkan pesepak bola nasional sulit bersaing di kancah dunia jika lemah komitmen. "Mereka tergoda enggak komit dengan tujuan awal ke sana. Karirnya malah enggak berkembang. Kalau fokus pasti mengabaikan segalanya demi karier bolanya, tapi enggak semua pesepak bola begitu," jelas Bang Kus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement