Kamis 13 Feb 2020 16:25 WIB

PSSI Cek Kesiapan Riau Sebagai Calon Tuan Rumah Piala Dunia

Banyak yang perlu dibenahi karena stadion utama Riau sudah lama tak digunakan.

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (tengah) bersama Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria (dua kanan), Gubernur Riau Syamsuar (keempat kiri) melakukan inspeksi bersama di Stadion Utama Riau, di Pekanbaru, Riau, Kamis (13/2).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (tengah) bersama Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria (dua kanan), Gubernur Riau Syamsuar (keempat kiri) melakukan inspeksi bersama di Stadion Utama Riau, di Pekanbaru, Riau, Kamis (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ketua Umum PSSI M Iriawan melakukan inspeksi ke enam sarana olahraga di Kota Pekanbaru untuk melihat kesiapan Provinsi Riau sebagai salah satu kandidat tempat pertandingan Piala Dunia U-20 2021. M Iriawan didampingi oleh Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria dan Gubernur Riau Syamsuar begitu tiba di Pekanbaru, Kamis (13/2), dan langsung mengecek kondisi Stadion Utama Riau.

Ketua Umum PSSI mengakui kemegahan stadion berkapasitas 45 ribu penonton yang dibangun untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 itu. Namun, ia mengungkapkan banyak kekurangan yang perlu dibenahi, mengingat stadion tersebut sudah lama tidak digunakan untuk pertandingan sepak bola selama bertahun-tahun. Stadion Utama Riau pernah ikut tersangkut kasus suap PON XVIII sehingga tidak bisa digunakan dan utang pembangunannya baru bisa dilunasi Pemprov Riau pada 2018.

Salah satu kendala yang disoroti Iriawan adalah ketidaklayakan rumput lapangan. "Kami melihat venue ini cukup besar dan megah. Namun karena beberapa kendala, beberapa tahun tidak terawat. Untuk lapangan, pasti rumput akan diangkat kalau nanti akan jadi stadion utama untuk piala dunia," katanya.

Kemudian untuk sarana pendukung, Iriawan mengatakan ruang ganti ukurannya sesuai standar namun belum dilengkapi loker dan jacuzzi atau kolam air hangat. Selain itu, fasilitas tangga untuk pemain dinilai berisiko menimbulkan cedera. "Kemudian ada tangga untuk pemain yang tidak diharuskan pakai tangga biasa, harus tangga yang menggunakan karpet sehingga tidak menimbulkan cedera pada pemain," jelasnya.

Iriawan mengatakan, secara kasat mata stadion utama juga banyak kekurangan dari segi penampilannya karena eksterior stadion banyak rusak. Terlihat jelas plafon di pintu masuk sudah jebol, dinding luar yang berlumut, dan taman di sekelilingnya dipenuhi rumput ilalang.

Iriawan menambahkan, untuk menjadi tempat pertandingan Piala Dunia U-20, Riau harus memiliki lima lapangan pendukung yang layak untuk latihan dan persiapan pertandingan tim peserta. Rombongan PSSI akan melihat lima lokasi yang direkomendasikan, yakni di Stadion Kaharuddin Nasution, lapangan atletik Rumbai, lapangan SMPN 6 Rumbai, Stadion Mini Universitas Riau, dan lapangan SMAN 1 Pekanbaru.

"Lapangan ini standarnya harus lima, tidak perlu sebesar stadion utama, hanya lapangan yang berstandar dan harus ada pagar pembatas untuk pengamanan, ruang ganti pakaian pemain dan ruang untuk persiapan latihan," kata Iriawan.

Iriawan mengatakan, ada 11 kota yang dipersiapkan menjadi tuan rumah. Nantinya, kemungkinan besar pada April 2020, FIFA akan mengumumkan enam kota penyelenggara yang ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia.

"Ini stadion yang jadi nominasi yang mungkin nanti akan kami nilai kembali. Intinya bagaimana mempercepat persiapan stadion ini, tentunya atensi kepala daerah jadi catatan kami untuk bisa tidaknya stadion utama bisa dipakai pada Piala Dunia U-20 2001," kata Iriawan menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement