Rabu 19 Feb 2020 09:22 WIB

Jelang FIBA 2023, Indonesia Bangun Venue Basket Kelas Dunia

Ini dilakukan demi memenuhi kriteria sebagai tuan rumah Piala Dunia Basket FIBA 2023.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Endro Yuwanto
Menpora RI Zainudin Amali. Menpora menyatakan, pemerintah siap membangun satu venue bola basket baru kelas dunia di Jakarta demi memenuhi kriteria sebagai tuan rumah Piala Dunia Basket FIBA 2023.
Foto: Republika/Prayogi
Menpora RI Zainudin Amali. Menpora menyatakan, pemerintah siap membangun satu venue bola basket baru kelas dunia di Jakarta demi memenuhi kriteria sebagai tuan rumah Piala Dunia Basket FIBA 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah siap membangun satu venue bola basket baru kelas dunia di Jakarta demi memenuhi kriteria sebagai tuan rumah Piala Dunia Basket FIBA 2023. Rencananya, gedung serbaguna ini mampu menampung 15 ribu hingga 20 ribu orang di dalamnya.

Lapangan bola basket dalam ruang terbesar yang dimiliki Indonesia saat ini adalah Istora Gelora Bung Karno dengan kapasitas maksimal 7.200 orang. Padahal FIBA mensyaratkan sebuah lapangan indoor harus mampu menampung 8.000 orang untuk bisa dijadikan venue piala dunia.

"Memang tak bisa terelakkan kalau kita harus membangun venue baru kelas dunia. Sekarang masih belum di kelas itu. Tapi dengan waktu hingga 2023, kami optimistis bisa membangun itu," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali di Kantor Presiden, Selasa (18/2).

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Danny Kosasih menambahkan bahwa rencana pembangunan satu fasilitas olahraga bola basket indoor ini sudah mendapat restu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Lokasi venue direncanakan berada di Jakarta, sesuai ketentuan FIBA bahwa pertandingan piala dunia digelar di ibu kota Indonesia, bersama dengan Jepang dan Filipina.

"Kami berharap 2023 awal, gedung itu sudah siap. Jadi ini lagi kejar-kejaran dua tahun ini bagaimana cara membangunnya. Saya juga gak tahu," kata Danny.

Mengenai lokasi spesifik, pemerintah belum memutuskan. Danny mengatakan, salah satu opsi yang sempat disampaikan dalam rapat terbatas bersama Presiden Jokowi adalah Kawasan Mampang. Namun detailnya seperti apa, belum ada penjelasan. Yang pasti, lanjut Danny, pembangunan venue baru dilakukan di atas lahan milik pemerintah.

"Semua tanah negara. Supaya gedung itu selain dipakai basket masih bisa untuk kegiatan lain, misalnya musik, seperti di Amerika Serikat ada Staples Center (Los Angeles) itu untuk kegiatan segala. Di Jakarta nggak ada. Kalau mau pakai gedung besar nggak ada kita," ujar Danny menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement