Kamis 20 Feb 2020 14:29 WIB

PSSI Evaluasi Wacana Laga tanpa Suporter

Sual kericuhan suporter dibahas dalam rapat koordinasi PSSI dengan kepolisian.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kedua kanan) menyerahkan plakat kepada Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Wakabaintelkam) Polri Irjen Pol Suntana (kiri) di sela rapat koordinasi menjelang dimulainya liga sepak bola musim 2020 di Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (kedua kanan) menyerahkan plakat kepada Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Wakabaintelkam) Polri Irjen Pol Suntana (kiri) di sela rapat koordinasi menjelang dimulainya liga sepak bola musim 2020 di Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan mengevaluasi kebijakan tentang kehadiran suporter pada laga antara klub besar yang rawan menyebabkan kerusuhan antarsuporter. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, itu akan dibahas dalam rapat koordinasi antara PSSI dengan pihak kepolisian di Hotel Century, Jakarta, Kamis (20/2).

Evaluasi yang dilakukan mengacu pada kericuhan yang terjadi di Blitar saat menggelar partai semifinal Piala Gubernur Jatim antara Persebaya melawan Arema FC di Stadion Supriyadi Blitar, Jawa Timur, Selasa (18/2). Meski tidak ada korban jiwa, kericuhan tersebut mengakibatkan kerugian materil khususnya bagi warga setempat.

Baca Juga

"Itu menjadi catatan buat kami. Kami padahal sedang gencar-gencarnya dengan kepala divisi pembinaan suporter Budiman Dalimunthe. Namun ada peristiwa ini, sehingga kami akan evaluasi. Apakah memang masuk saja penonton ke stadion untuk bisa terakomodir," kata Iriawan di lokasi, Kamis (20/2).

Sebelumnya, PSSI berwacana untuk membolehkan kelompok suporter hadir langsung di stadion saat tim yang didukung menggelar laga kandang maupun tandang. Wacana ini akan membatalkan pelarangan suporter tertentu untuk datang ke stadion saat klub bermain tandang. Biasanya pelarangan itu diterapkan pada suporter yang memilik rivalitas dengan lawannya. Suporter Persebaya Surabaya misalnya tak akur dengan Arema FC dan Persija Jakarta. Suporter Persija juga tak bisa membaur dengan Persib Bandung. Masih ada beberapa gesekan antarsuporter lain yang menjadi pertimbangan PSSI.

"Di liga 1 ada beberapa klub yang memang rawan untuk bertemu head to head. Ini akan dirumuskan apakah tetap di tempat itu tanpa penonton atau dengan penonton dengan pola pengamanan atau tempat netral yang juga risikonya harus dihitung. Nanti akan disampaikan," kata Iwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement