REPUBLIKA.CO.ID, RAZGRAD -- Ludogorets Razgrad tak berdaya menghadapi Inter Milan pada leg pertama babak 32 besar Liga Europa. Tampil di rumah sendiri, Ludogorets Arena, Jumat (21/2) dini hari WIB, the Eagles menyerah 0-2 dari Inter.
Pelatih tuan rumah, Pavel Vrba kecewa berat. Ia melihat anak asuhnya gagal memanfaatkan sejumlah peluang dalam serangan balik.
Namun pada akhirnya ia menyadari, Nerazzurri bukan lawan sembarangan. "Kami menghadapi salah satu tim terbaik dan terbesar di Liga Europa," kata Pavel dalam konferensi pers, dikutip dari Football Italia.
Masih ada kesempatan bagi wakil Bulgaria untuk membalikkan keadaan. Leg kedua bakal berlangsung di Stadion Giuseppe Meazza, pekan depan.
🙌 | FULL-TIME
— Inter (@Inter_en) February 20, 2020
Inter take control of the tie thanks to second-half goals from @ChrisEriksen8 and @RomeluLukaku9 💪💪💪
Well played, lads! 👏#LudogoretsInter 0⃣-2⃣ #FORZAINTER ⚫️🔵 #UEL pic.twitter.com/tqTy92Gewt
Namun Pavel realistis. Mereka bakal menjalani tantangan yang lebih sulit di markas Inter. "Bahkan pertandingannya akan lebih rumit dari hari ini. Kami akan melakukan yang terbaik yang bisa kami kami tunjukkan," ujar arsitek 56 tahun ini.
Bek tengah Nerazzurri, Diego Godin merasa kubunya baru saja meraih kemenangan penting. Menurutnya, bukan perkara mudah, bisa berjaya di Lodogorets Arena.
Ia menyinggung prestasi tuan rumah sebagai juara Bulgaria dalam beberapa tahun terakhir. Ia melihat semua penggawa La Beneamata menunjukkan respon positif saat mendapat kepercayaan.
"Klub-klub besar yang ingin menang, membutuhkan skuat yang dalam. Sekarang kembali kepada kami memberikan pilihan pada pelatih," ujar Godin.
Gelandang anyar Inter, Christian Eriksen turut menyumbang gol dalam laga ini. Godin memuji proses adaptasi eks jagoan Tottenham Hotspur itu.
Ia memahami pelatih Antonio Conte lebih fokus pada ketahanan fisik. Eriksen, menurutnya tipikal pemain cerdas yang bisa beradaptasi dengan sistem apa pun.