REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bek Chelsea Antonio Rudiger mengklaim rasisme memperoleh kemenangan usai hinaan padanya saat melawan Tottenham Hotspur pada Sabtu lalu tak ditindak hukum. Klaimnya menyusul kabar tak ada bukti hinaan padanya dari hasil investigasi polisi dan the Spurs.
Pemain asal Jerman itu memang kerap jadi target hinaan rasis, khususnya di laga tandang. Rudiger menyayangkan gagalnya otoritas keamanan menemukan pelaku penghinaan itu.
"Rasisme telah menang. Mereka ingin saya percaya tak lagi bisa bersuara. Itulah yang saya lihat. Terimakasih ke media juga yang sudah menekannya, tidak ada yang jadi pelaku, kasus ditutup," kata Rudiger dilansir dari Sky Sport pada Senin, (24/2).
Antonio Rudiger is sad that 'racism won' and admits to feeling alone after Tottenham fans boo him https://t.co/QLXKn9Ggxs pic.twitter.com/i1NoYzr69g
— SportsGridUK (@Sportsgriduk) February 23, 2020
Pemain berusia 26 tahun itu mengeluhkan sulitnya polisi menemukan pelaku hinaan rasis. Menurutnya, ini menandakan kasus serupa bisa terulang. "Ini menunjukkan bahwa orang-orang ini (pelaku rasis) menang dimana saja. Mereka bisa kembali ke stadion," keluh Rudiger.
Rudiger khawatir kasus serupa bakal menimpa pesepakbola lain. Mereka yang bersuara menentang rasisme pun, kata dia, justru jadi sasaran hinaan lagi. "Korbannya tidak melulu saya, bisa saja orang lain. Mereka tidak dihukum dan pada akhirnya justru saya yang salah," ungkapnya.
Rudiger menekankan tak akan berhenti menyuarakan anti rasisme. Sebab ia khawatir keturunannya mendapat perlakuan serupa di kemudian hari. "Kasus ini sungguh parah. Suatu hari anak saya akan menderita juga karena saat ini rasisme tidak ditindak," ujar Rudiger. Rizky Surya