Jumat 28 Feb 2020 14:57 WIB

Giaccherini: 'Sarriball' tak Cocok untuk Ronaldo

Sarri diminta untuk mengubah gaya permainannya di Juventus.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Maurizio Sarri (kiri) dan Cristiano Ronaldo.
Foto: EPA-EFE/Alessandro Di Marco
Maurizio Sarri (kiri) dan Cristiano Ronaldo.

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Mantan pemain Juventus, Emanuele Giaccherini berpendapat, taktik yang diterapkan pelatih Maurizio Sarri (Sarriball) sangat tidak cocok dengan gaya bermain Cristiano Ronaldo. Semenjak kursi kepelatihan Juve diambil alih oleh Maurizio Sarri, kiprah i Bianconeri musim ini terbilang sedikit merosot.

"Klub membuat pilihan spesifik dengan mendatangkan pelatih yang memiliki filosofi sepak bolanya dengan passing cepat, terutama di Napoli," kata Giaccherini ke DAZN dikutip Football Italia, Jumat (28/2).

Baca Juga

Semenjak kursi kepelatihan Juve diambil alih oleh Maurizio Sarri, Miralem Pjanic dan kolega bahkan tak mampu menunjukkan penampilan konsisten di setiap pertandingan. Teranyar, Bianconeri kehilangan pertandingan pertama pada babak 16 Besar Liga Champions versus Olympique Lyon dan metode permainan Sarriball kembali mendapat sorotan tajam.

"Sulit untuk melakukannya (Sariball) di Juve, terutama karena ada Ronaldo, yang memiliki cara bermain sendiri. Anda tidak dapat memintanya melakukan hal-hal tertentu," sambung pemain 34 tahun.

Demi kebaikan tim dan juga tujuan awal, Giaccherini meminta Sarri untuk mengubah gaya permainannya mengingat ia memiliki skuat berbeda ketika masih berada di Napoli beberapa musim lalu.

"Sarri berjuang karena tim ini dibangun selama bertahun-tahun untuk memainkan jenis sepak bola yang sangat berbeda. Dalam pandangan saya, Mandzukic lebih ideal untuk menjalankan perannya. Tetapi, klub membuat pilihan lain," jelas Giaccherini.

Le Zebrette bermain dengan tempo yang lebih lambat, dan tidak melakukan satu atau dua sentuhan sepak bola cepat, mengacu pada elemen Sarriball, karena ada kualitas pemain yang berbeda di Juve dan Napoli.

Sebelumnya, Sarri mengeluh dia tidak bisa membuat para pemainnya memahami pentingnya menggerakkan bola dengan cepat dan Giaccherini dapat memahami rasa frustrasi itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement