REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tak perlu diragukan lagi. Sepanjang 2019, pasangan berjuluk Daddies ini mengoleksi empat trofi juara, tiga di antara pada turnamen bergengsi. The Daddies berjaya di New Zealand Open, Kejuaraan Dunia, All England, dan BWF World Tour Finals.
Dalam konferensi pers menjelang All England 2020, Hendra/Ahsan mendapat pertanyaan dari awak media soal rekor buruk melawan juniornya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gidoen. Saat Daddies menjadi juara di empat turnamen itu, Kevin/Marcus biasanya sudah disingkirkan wakil negara lain sebelum final. Sebab ketika dua ganda terbaik Indonesia bertemu di final, Daddies sering terjungkal. Rekor pertemuan mereka 11-2 untuk keunggulan Minions.
"Kami akui dari segi kecepatan mereka lebih cepat. Buat saya, semoga bisa menang di waktu dan tempat yang tepat," ujar Ahsan disambut tawa awak media yang hadir di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (5/3).
Daddies lebih banyak memberikan komentar persiapan menjelang All England 2020. Turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini berlangsung di Birmingham Inggris pada 11-Maret 2020. Sebagai juara bertahan, Hendra/Ahsan tidak menargetkan diri menjadi yang terbaik di All England edisi terkini.
"Realistis saja target kami semifinal. Seharusnya yang muda-muda ditargetkan lebih tinggi," ujar Hendra.
Secara fisik, keduanya dalam kondisi siap tempur. Selama beberapa hari terakhir, mereka terus menjaga kebugaran agar tetap optimal.
Sebanyak 25 atlet Indonesia akan mentas di Birmingham. Skuat Merah Putih akan bertolak dari Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (7/3) malam menggunakan maskapai Turkish Airlines.