REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid mengakui, cabang olahraga panjat tebing menemui kendala dalam persiapan jelang Olimpiade 2020 di Tokyo. Perjalanan wakil merah-putih untuk lolos ke multiajang olahraga terbesar di dunia itu pun semakin sulit.
Yenny mengatakan, masalah yang sedang dialami pihaknya adalah ajang kualifikasi olimpiade dibatalkan karena virus corona yang sedang mewabah.
"Memang ada kendala. Seharusnya Asian Championship sebagai ajang kualifikasi (olimpiade) dilaksanakan di Jepang. Karena corona malah batal, dipindahkan ke Cina juga batal," kata Yenny saat ditemui di kantor Kemenpora, Selasa (10/3).
Putri sulung Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid tersebut menyatakan, sudah mengirim pengajuan diri agar Indonesia dapat menggelar kejuaraan tingkat Asia itu. Menurutnya, langkah tersebut dapat memuluskan langkah Indonesia agar tembus olimpiade. "Ini satu-satunya usaha kami untuk membuka atlet berlaga di olimpiade," ujar dia.
Terkait peluang, Yenny mengatakan, Indonesia belum dapat dikatakan dapat tampil maksimal untuk berpentas di olimpiade. Ia beralasan, olimpiade mempertandingkan kombinasi tiga nomor lomba.
Sedangkan, Yenny menilai Indonesia baru dapat berbicara banyak di salah satu sektor. "Kekuatan kami belum maksimal karena (hanya) jago di nomor speed. Di olimpiade ada kombinasi tiga kategori, yaitu boulder, lead, dan speed," ujar dia.
Kendati demikian, FPTI tetap optimistis memburu satu tempat di olimpiade lewat jalur kualifikasi. Di kejuaraan Asia, Yenny menargetkan medali emas untuk para atletnya.