REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Komite Olimpiade Internasional tengah mempertimbangkan beberapa skenario untuk Olimpiade Tokyo di tengah pandemi virus corona, namun pembatalan tidak termasuk di dalamnya. Hal tersebut disampaikan Presiden IOC Thomas Bach kepada New York Times, Jumat (20/3).
Panitia penyelenggara perhelatan multicabang terbesar di dunia ini sudah berulang kali menyatakan bahwa Olimpiade ini akan dimulai pada 24 Juli seperti sudah dijadwalkan sekalipun penyebaran virus mirip flu burung itu semakin luas ke seluruh dunia sehingga berbagai event olah raga dihentikan.
Virus corona yang mulai menyebar di China akhir tahun lalu itu sudah menewaskan lebih dari 10.000 di seluruh dunia, sehingga memicu kekhawatiran bahwa Olimpiade akan ditunda atau dibatalkan. Namun demikian Bach menyatakan IOC membuang jauh-jauh skenario pembatalan Olimpiade ini.
"Pembatalan tidak masuk agenda. Kami bertekad menyukseskan Olimpiade ini," kata dia.
Sebuah gugus tugas IOC yang melibatkan Organisasi Kesehatan Dunia sudah memutuskan bahwa terlalu dini memutuskan bagaimana mengelola dampak pandemi terhadap Olimpiade Tokyo.
"Kami tak tahu situasi yang akan terjadi," kata dia.
"Tentu saja kami mempertimbangkan skenario-skenario lain, namun kami berbeda dengan kebanyakan organisasi olahraga atau liga profesional lain kami masih empat setengah bulan dari Olimpiade.”