REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim bulu tangkis Indonesia yang ikut dalam All England 2020 menjalani karantina mandiri di Pelatnas Bulu Tangkis Cipayung, Jakarta Timur. Masa isolasi sesuai standar kesehatan adalah minimal 14 hari, sejak tiba dari Birmingham, Inggris.
Tim terbagi dua, yakni pada Ahad (15/3) yang tidak lolos ke final dan Selasa (17/3) bagi yang tampil di final. Ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, satu-satunya wakil Indonesia yang juara All England 2020, saat ini tengah menjalani karantina.
Praveen mengungkapkan selama karantina tidak banyak yang dilakukan. Sekadar telepon keluarga dan bermain game. "Di kamar selama isolasi sih nggak ngapa-ngapain, paling telepon keluarga atau main game. Sama olahraga sendiri saja biar tetap fit badannya," ujar Praveen dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (23/3).
Jika Praveen banyak menghabiskan waktu dengan bermain game selama isolasi, Melati memilih untuk menonton drama Korea (drakor) yang menjadi favoritnya saat ini yaitu Crash Landing on You (CLOY).
"Di kamar lebih banyak istirahat, makan, tidur, repeat! Ha ha ha. Tapi pelatih minta untuk tetap gerak dan jaga kondisi fisik, stretching di kamar. Selebihnya mungkin nonton CLOY, ha ha ha," kata Melati.
Praveen juga menanggapi isu penundaan Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Sejauh ini Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pun masih belum mengumumkan secara resmi mengenai hal ini. Termasuk sistem penghitungan poin dari turnamen race to Tokyo yang dibatalkan, di antaranya German Open 2020, Swiss Open 2020, India Open 2020, Malaysia Open 2020, Singapore Open 2020, serta Badminton Asia Championships 2020.
"Kalau dibilang merugikan ya memang kami sebagai pemain rugi. Tapi ini kan musibah yang dialami dunia, kami nggak bisa apa-apa, demi keselamatan bersama ya," ujar Praveen menutup pembicaraan.