Jumat 03 Apr 2020 20:14 WIB

Hamilton dan Vettel Rela Potong Gaji Demi Bantu Keuangan Tim

Tim F1 setidaknya mengalami kerugian hingga 100 juta dollar AS imbas corona.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pebalap Ferrari Sebastian Vettel (kiri) tampak bersebelahan dengan pemenang GP Kanada, Lewis Hamilton yang merupakan pebalap Mercedes, di Montreal,  Ahad (9/6).
Foto: AP
Pebalap Ferrari Sebastian Vettel (kiri) tampak bersebelahan dengan pemenang GP Kanada, Lewis Hamilton yang merupakan pebalap Mercedes, di Montreal, Ahad (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MONTE CARLO -- Pembalap Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel sama-sama membantu timnya menghadapi krisis keuangan. Hamilton menolong Mercedes dan Vettel membantu Ferrari yang terkena dampak pandemi virus corona.

Banyak tim F1 yang menelan kerugian akibat ditunda dan dibatalkan berbagai laga grand prix. 

Bahkan penasehat Red Bull, Helmut Marko memprediksi ketika lima laga balapan ditunda, tim setidaknya mengalami kerugian hingga 100 juta dollar Amerika Serikat.

Hamilton, Vettel serta Charles Leclerc menawarkan untuk memotong gai mereka. Dimana ketiganya mendapat upah pertahunnya sebesar 40 juta pound, 35 juta poun dan 8 juta pound.

"Hamilton bersedia melepas sebagian gajinya, meskipun diskusi ini masih pada tahap awal. Hal serupa dilakukan oleh Vettel dan Leclerc yang juga tengah dalam pembicaraan untuk mengurangi pendapatan mereka," tulis Daily Mail seperti dikutip laman Planet F1, Jumat (3/4).

Di sisi lain, tim McLaren mengumumkan bahwa pemerintah Inggris menginisiasi untuk menutup 80 persen gaji pekerja upah kasar. Tim pekerja saat ini dirumahkan, sementara pembalap, Carlos Sainz dan Landro Norrus mendapat pemotongan gaji. Dimana keduanya memnghasilkan 2 juta pound dan 600 ribu pound setiap tahunnya.

"Grup McLaren sementara waktu mreumahkan sebagian karyawannya sebagai dan membuat langkah untuk pemotongan biaya karena dampak pandemik virus corona pada bisnis kami," tulis pernyataan McLaren.

McLaren memutuskan mengambil langkah ini sebagai langkah jangka pendek agar karyawannya bisa kembali bekerja saat ekonomi pulih. Namun tim lain tidak menyebutkan akan melakukan hal yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement