REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pimpinan Tottenham Hotspur Alan Sugar memprediksi masa depan Liga Primer Inggris akan suram setelah pandemi virus Corona (Covid-19) berakhir. Menurutnya, banyak masalah yang akan dihadapi klub pada masa depan. Penundaan liga Inggris sudah berlangsung sejak bulan lalu dan belum diketahui kapan kompetisi akan dilanjutkan kembali.
"Ada banyak masalah di depan untuk Liga Primer, tidak diragukan lagi. Saya pikir situasinya mengerikan," kata Sugar kepada Associated Press, dikutip dari ESPN, Ahad (12/4).
Akibat pandemi ini, Liga Inggris setidaknya akan menanggung kerugian lebih dari 1 miliar pounds. Klub nyatanya harus tetap membayar gaji pemain meski ada beberapa yang sepakat untuk memotong pembayaran upah selama pandemi. Namun, kata Sugar, mereka harus melakukan itu pada saat tidak ada satu sen pun pemasukan yang diterima klub.
Pendapatan klub di antaranya adalah dari penjualan tiket, makanan, souvenir dan yang paling besar adalah dari hak siar televisi. Namun semua itu tidak mereka miliki saat ini. "Dan mereka (klub) bergantung pada pendapatan yang akan datang untuk membayar tagihan mereka, lalu apabila Anda menghentikan sumber pemasukan, dari mana mereka akan mendapatkan uang itu?" kata dia bertanya.
Sugar khawatir beberapa klub tak mampu bertahan dari krisis ini. Sebagai mantan pimpinan Tottenham Hotspur, Sugar mengetahui bahwa keuangan klub banyak dikeluarkan untuk membeli pemain dan membayar gaji mereka. Menurutnya, sepak bola sangat gila bila menyangkut soal uang.
"Gaji pemain adalah pengeluaran terbesar," kata Sugar. "Sayangnya, untuk bertahan di Liga Primer, klub harus mau membayar mahal untuk biaya transfer dan gaji pemain," ujarnya.
Sugar pun heran melihat kenyataan bahwa asosiasi pemain liga Inggris menolak pemotongan gaji 30 persen selama pandemi berlangsung. Dia memahami adanya kekhawatiran bahwa keputusan itu hanya akan menguntungkan pemilik klub. Kendati demikian, menurutnya ketua asosiasi sepak bola profesional, Gordon Taylor tidak dapat menuntut klub jika klub memang tak punya uang.
"Karena pada akhirnya, jika ini berlangsung berbulan-bulan ke musim berikutnya, klub-klub tertentu harus masuk ke kurator dan pemain tidak akan dibayar," jelas Sugar.