Selasa 14 Apr 2020 14:44 WIB

Gejolak Serie A Italia di tengah Pandemi

Brescia tak takut degradasi asal para pemain sehat.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah warga melihat konvoi truk pembawa rumah sakit modular untuk orang-orang yang terkena virus Corona saat tiba di Ospedale del Mare, Naples, Italia, Senin (6/4). Lusinan warga yang mengalami masa lockdown di rumah menyambut kedatangan konvoi truk tersebut. Pemerintah Italia menerapkan lockdown nasional untuk mengurangi penyebaran virus Corona.
Foto: EPA-EFE/CIRO FUSCO
Sejumlah warga melihat konvoi truk pembawa rumah sakit modular untuk orang-orang yang terkena virus Corona saat tiba di Ospedale del Mare, Naples, Italia, Senin (6/4). Lusinan warga yang mengalami masa lockdown di rumah menyambut kedatangan konvoi truk tersebut. Pemerintah Italia menerapkan lockdown nasional untuk mengurangi penyebaran virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Klub-klub Liga Italia mengalami perpecahan dalam menentukan keberlanjutan Serie A musim 2019/2020 yang dihentikan sementara akibat pandemi virus Corona. Lazio menjadi salah satu klub yang mendeklarasikan keinginannya untuk melanjutkan kompetisi yang tertunda ini. 

Hal itu lantas ditentang oleh kubu Brescia yang bersikeras ingin membatalkan musim. Namun, Federasi Sepak bola Italia (FIGC) lebih sepakat dengan Lazio yang ingin menuntaskan kompetisi musim 2019/2020.

"Saya akan ulangi apa yang telah saya katakan. Kami akan memulai kembali saat terdapat jaminan semuanya berada dalam kondisi yang baik terkait kesehatan para atlet dan orang-orang yang bekerja di klub," kata presiden FIGC Gabriele Gravina kepada Sky Calcio Club, dikutip dari ESPN, Senin (13/4).

Di sisi lain, pemerintah Italia telah memperpanjang masa karantina wilayah mereka hingga 3 Mei mendatang. Sebab itu, FIGC berencana untuk menggelar rapat pada 15 April. Gravina berharap melalui pertemuan itu, semua klub berada dalam satu suara untuk menentukan nasib Serie A musim 2019/2020. FIGC telah menargetkan untuk melanjutkan kompetisi pada akhir Mei dan selesai di bulan Juli. Ada kemungkinan kompetisi dilanjutkan secara tertutup.

"Harapannya adalah kami memulai lagi sesegera mungkin. Kami harus menyelesaikan musim ini, mungkin ada implikasi yang sangat negatif jika kami tidak dapat melakukannya," kata Gravina.

Sebagian besar peserta Serie A Italia masih harus memainkan 12 pertandingan lagi untuk menyelesaikan musim. Sampai kompetisi dihentikan pada bulan lalu, juara bertahan Juventus masih berada di puncak dengan 63 poin, unggul satu poin atas Lazio. Gravina pun sempat menyatakan bahwa Juventus enggan menerima Scudetto jika kompetisi dihentikan. Sejalan dengan itu, presiden Lazio Claudio Lotito menyatakan timnya siap untuk kembali bermain. Presiden Brescia Massimo Cellino pun menentang keinginan Lotito tersebut.

"Saya melihat terlalu banyak keegoisan dan terlalu banyak orang yang mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini," kata Cellino kepada Giornale di Brescia, Senin (13/4). "Lotito ingin kembali ke lapangan? Saya hanya mendengarkan mereka yang layak untuk didengarkan. Saya bahkan tidak tahu apakah Lotito mewakili Lazio, karena dia hanya presiden dewan direksi mereka," tambah dia.

Dia pun menantang pihak yang bersikeras ingin melanjutkan musim untuk berjalan-jalan di Brescia. Diketahui, Brescia yang berada di wilayah Lombardy merupakan tempat yang paling terpukul oleh penyebaran virus corona di Italia, wajar jika Cellino tidak ingin para pemainnya terdampak risiko karena tetap melanjutkan musim di tengah ancaman pandemi. Dia bahkan tidak takut jika timnya terdegradasi asalkan tidak mengorbankan nyawa para pemainnya.

"Serius, biarkan mereka berjalan-jalan di sekitar Brescia dan lihat apa yang terjadi di sini. Saya tidak ingin keuntungan apa pun dan saya tidak takut degradasi, karena saya tahu klub tidak akan bangkrut dan kami akan mendapatkan tempat kami kembali di Serie A," tegasnya.

Jika kompetisi musim ini tetap dilanjutkan, Cellino mengancam akan menarik Brescia dari kompetisi. Dia berharap, otoritas sepak bola lebih memperhatikan kesehatan para pemain. Menurutnya, permasalahan tidak akan berakhir meskipun pertandingan digelar tanpa penonton karena ancaman penularan virus corona tetap bakal dirasakan oleh pemain.

"Saya bersikeras bahwa apabila mereka (otoritas sepak bola) melanjutkan pertandingan lagi, saya tidak akan mengizinkan tim saya (Brescia) bermain. Ini bukan provokasi, silakan beri kami hukuman pengurangan poin, saya menanggung semua tanggung jawab dalam kasus ini," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement