REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tim kontestan Tour de France, Groupama-FDJ, memproyeksikan bakal berkompetisi di ajang balap sepeda tersohor itu pada Agustus ketimbang biasanya pada Juli. Hal itu disampaikan menyusul pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang melarang kegiatan besar di negaranya hingga pertengahan Juli karena pandemi virus corona.
Menurut Direktur Groupama-FDJ yang juga presiden liga balap sepeda Prancis, Marc Madiot, pernyataan Macron itu mengisyaratkan Tour de France akan digelar pada Agustus. "Dari apa yang ia sampaikan, sepertinya memungkinkan untuk menggelar Tour de France pada Agustus," katanya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (14/4).
Tour de France jadi ajang olahraga bergengsi berikutnya yang ditunda penyelenggaraannya karena pandemi virus corona setelah Euro 2020 dan Olimpiade Tokyo. Sejak mulai digelar pada 1903, hanya Perang Dunia yang membuat Tour de France tidak dilangsungkan yakni pada 1914-1918 dan 1939-1945.
Pihak penyelenggara Tour de France mengindikasikan ajang itu akan tetap digelar, meski belum menentukan kapan waktu pastinya. Guna mengantisipasi Tour de France 2020, Madiot berharap para pembalap sepeda nantinya akan diizinkan berlatih di ruang terbuka sebelum periode karantina wilayah berakhir di Prancis. "Atlet kami perlu berlatih. Semakin lama karantina wilayah berlangsung, semakin lambat mereka kembali ke kebugaran bertanding," katanya.
Penundaan sepertinya akan menjadi opsi yang ditempuh oleh Tour de France. Ini mengingat pembatalan sama sekali akan menimbulkan krisis finansial bagi para tim-tim balap sepeda.