REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesempatan untuk perempuaan kini sudah terbuka lebar untuk bisa menggeluti bidang apapun serta menentukan apapun pilihan hidupnya.
"Saya melihat bahwa saat ini kesempatan untuk wanita sudah terbuka lebar. Banyak sekali wanita Indonesia yang beprestasi di bidangnya masing-masing," kata Legenda bulu tangkis Indonesia Susy Susanti, Selasa (21/4).
Susy mengatakan bahwa perjuangan Kartini di masa lalu juga telah membuat dirinya bisa lebih bebas menunjukkan bakatnya di bidang bulu tangkis. "Berkat perjuangan Kartini, kita bisa bebas memilih apapun sebagai wanita. Saya sebagai wanita ingin memberikan sesuatu yang terbaik lewat bakat saya di bulu tangkis," kata Susy.
"Bulu tangkis ini tidak mudah, butuh kerja keras dan perjuangan. Berkat kerja keras, cita-cita saya sejak kecil untuk bisa menjadi juara dunia bisa tercapai," katanya menambahkan.
Kerja keras, disiplin dan rasa tanggung jawab itu lah yang akhirnya membuat perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu berhasil menjadi atlet perempuan pertama Indonesia yang menyumbangkan emas di Olimpiade 1992 Barcelona.
Prestasi itu terus berlanjut dengan meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia 1993, Piala Dunia 1993, 1994, 1996, dan 1997, hingga memutuskan pensiun satu tahun kemudian.
Meski telah gantung raket, Susy masih terus menunjukkan dedikasinya di dunia olahraga, yaitu dengan menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Ia bercerita bahwa berkat perjuangan Kartini, posisi perempuan kini tak lagi hanya dikaitkan dengan ibu rumah tangga, tapi bisa berkarier lebih daripada itu.
Susy yang saat ini juga sudah berumah tangga, namun menurut dia, hal itu tak lantas menjadi alasan baginya untuk berhenti begitu saja mengabdi bagi bangsa Indonesia. Di PBSI, Susy bertekad untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia di semua sektor.
Dia tetap mengingatkan, meski sukses dalam hal karier, perempuan bagaimanapun tetap harus bertanggung jawab sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik.
"Wanita tetap tidak boleh meninggalkan takdir itu. Kita tetap harus bisa membagi waktu. di waktu tertentu kita tetap harus bekerja, menyalurkan, membantu. Yang penting kita bisa membagi waktu kita dengan baik," kata peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona itu.