REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Roger Federer mengungkapkan idenya untuk penggabungan turnamen ATP dan WTA. Tenis menjadi salah satu olahraga yang terkena dampak akibat pandemik virus corona. Para pemain profesional dihadapkan pada krisis keuangan.
Tenis di musim ini terpaksa ditunda sejak Maret lalu.
Kosongnya turnamen pun diperkirakan paling tidak hingga pertengahan Juli mendatang. Pemain pun mengganti pemikiran cara memenangkan turnamen menjadi bagaimana cara untuk tetap hidup.
"Saya hanya membayangkan, apakah saya satu-satunya yang berpikir bahwa ini waktunya tenis pria dan wanita bisa bergabung dan bersama menjadi satu kesatuan," kata Federer dilansir dari ESPN, Jumat (23/4).
"Saya membayangkan penyatuan antara WTA dan ATP. Saya tidak berbicara tentang memnggabungkan kompetisi di satu lapangan, tapi bagaimana menggabungkan dua tubuh untuk bersama-sama melakukan turnamen profesional pria dan wanita," katanya.
Tenis dinikmati oleh banyak penggemar di seluruh dunia. Tapi sebenarnya organisasi berantakan karena setidaknya ada tujuh asosiasi di berbagai turnamen. Selain turnamen ATP dan WTA, ada Federasi Tenis Internasional dan Dewan Turnamen Grand Slam.
"Terlalu membingungkan bagi pada penggemar ketika ada sistem peringkat, logo, situs web, dan bahkan kategori turnamen berbeda," katanya.
Dia mengakui hal tersebut seharusnya sudah diselesaikan sejak lama. Namun di tengah pandemi ini bisa jadi waktu yang cocok untuk merealisasikannya.
"Ini adalah masa-masa sulit dalam setiap olahraga. Kita bisa keluar dari ini dengan dua tubuh yang lemah atau satu tubuh yang lebih kuat," kata Federer.
Saran Federer pun ditanggapi oleh Ketua ATP, Andrea Gaudenzi, Gaudenzi menyebut terbuka peluang untuk menciptakan persatuan dalam tenis.
"Kerja sama antara badan-badan pemerintahan hanya memperkuat keyakinan bahwa olahraga terpadu adalah cara terbaik utnuk memaksimalkan potensi kita. Juga memberikan pengalaman yang optimal bagi para penggemar," kata Gaudenzi.
Dia menyambut baik saran dari Federer. Menurutnya, tenis selalu bisa menempatkan pria dan wanita di satu panggung yang besar. Sehingga itu bisa jadi kekuatan yang besar jika keduanya digabungkan.
"Kami berharap dapat terus berkolaborasi dan diskusi dengan WTA dan stakeholder lainnya," katanya.