REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat olahraga Djoko Pekik Irianto, mengingatkan, jika PON 2020 mundur satu tahun, maka itu akan mengorbakan prestasi di SEA Games 2021 Vietnam. PON rencananya aian digelar Oktober tahun depan, sedangkan SEA Games dihelat pada 21 November sampai 2 Desember 2021.
"PON mundur menjadi bulan Oktober 2021, pasti prestasi kita di SEA Games 2021 akan hancur.
Itu karena sebagian besar atlet SEA Games kita, akan bermain di PON dan puncak prestasinya di PON. Bulan November akan masuk periode transisi sehingga performa pasti menurun," kata Djoko Pekik yang juga ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (APKORI) kepada Republika.co.id, Jumat (24/4).
Djoko Pekik yang juga ketua umum KONI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan, pengurus olahraga daerah pun jadi serba salah.
"Keputusan ini berat bagi daerah, pastinya daerah akan keberatan jika atlet pelatnasnya dilarang tampil di PON. Tapi kalau mereka main di PON ya risikonya tidak cukup waktu untuk pemulihan," ujarnya.
Dia menyarankan, akan bijak jika Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melarang atlet pelatnas SEA Games 2021 untuk tampil di PON. Atau, jika itu dirasa tak memungkinkan, maka bisa saja pemerintah mengusulkan SEA Games 2021 ditunda setahun. Namun, Djoko Pekik mengakui, opsi penundaan SEA Games lebih berat karena tahum 2022 ada Asian Games menunggu.
Meski demikian, Djoko Pekik masih memandang ada sisi positif dari penundaan PON ke tahun depan. "Kalau mundur kondisi Insya Allah aman, kesiapan tuan rumah sebagai penyelenggara bisa maksimal. Sedangkan sisi negatifnya memberatkan APBD, karena pelatda kontingen masing-masing daerah bertambah lama sehingga anggaran membengkak.".