REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Wabah Covid-19 belum mereda secara signifikan. Belakangan beredar kabar sejumlah kompetisi sepak bola di liga negara-negara Eropa bakal dilanjutkan.
Ada di Bundesliga Jerman, Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol, kemudian Serie A Italia. Kepala Medis Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Michel D'Hooghe menyayangkan niatan tersebut.
D'Hooge merasa saat ini belum ada jaminan kompetisi bisa berlangsung lagi. Sebab, kesehatan dalam posisi yang lebih penting dari sepak bola.
"Jika mereka bisa memulai musim 2020/2021 pada akhir Agustus atau awal September, saya akan senang. Mereka bisa menghindari gelombang kedua virus ini, yang bukan tidak mungkin akan datang," kata D'Hooghe kepada Daily Telegraph dikutip dari Sportskeeda, Rabu (29/4).
Itu artinya, D'Hooge meminta sisa musim 2019/2020 dibatalkan alias tak perlu dilanjutkan. Di sejumlah liga domestik lainnya, sudah memberlakukan hal itu.
Ada di Ligue 1 dan Ligue 2 Prancis, kemudian Liga Belgia. Serta Eredivisie Belanda.
D'Hooge prihatin ada pihak yang lebih mementingkan sisi bisnis. Mereka memilih menyelamatkan keuangan di tengah krisis, ketimbang memperhatikan potensi bahaya.
"Jika ada satu keadaan di mana argumen medis harus menang melawan argumen ekonomi, itu yang terjadi sekarang. Ini bukan masalah uang, tapi ini persoalan hidup dan mati. Sesederhana itu," tegas D Hooghe.
Di Jerman, beberapa tim telah memulai pelatihan. Begitu pun di Inggris, Arsenal dan Tottenham Hotspur mulai membuka kompleks latihannya.
Di Serie A, pelatihan akan terbagi dalam dua gelombang. Pada tahap pertama fokus ke individu, sekitar 4 Mei 2020.
Itu setelah periode lockdown di negeri spageti dicabut. Kemudian gelombang kedua paling cepat dimulai pada 18 Mei 2020. Ini lebih fokus ke latihan tim.
Kendati mulai merancang latihan, penyelenggara dari negara-negara tersebut belum memastikan kompetisi akan dilanjutkan atau tidak. Semua tergantung dari kurva kasus corona di waktu-waktu terdekat.