REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Mantan pemain Manchester United (MU), Gary Neville tak bisa melupakan memori akhir musim 1995/96 ketika timnya berhasil merebut gelar Liga Primer Inggris untuk ketiga kalinya dalam kurun empat tahun. Yang membuat ia tidak bisa lupa justru karena kehadiran sosok pelatih Newcastle United, Kevin Keegan.
Sebab, Newcastle harus gigit jari berada di urutan kedua dengan selisih empat poin. Padahal di paruh musim, anak asuh Keegan memimpin klasemen dengan jarak 12 poin. Tanggal 29 April 1996 menjadi yang diingat Neville karena hari itu Keegan memberi pernyataan "perang" dengan nada tinggi kepada Manchester United yang sama-sama memburu titel Liga Primer.
"Saya katakan kepada Anda, saya akan menyukai ini jika kami (Newcastle) mampu mengalahkan mereka (Manchester United)," kata Keegan dalam sebuah wawancara dengan Sky Sports.
Menanggapi hal itu, Neville berpendapat Keegan merupakan orang yang meledak-ledak jika berkomentar. Pasalnya, Neville memperhatikan karakter Keegan ketika melatih tim nasional Inggris.
"Saya dapat berkata ketika dia melatih Inggris beberapa tahun, ia adalah pelatih yang kerap naik darah. Saya melihat dia mengundurkan diri setelah Inggris kalah dari Jerman, di ruang ganti ia berlari dengan emosi tinggi. Itu adalah karakternya," kata Neville seperti dilansir Sky Sports.
"Ia menyukai seluruh pemainnya, dan ia benar-benar berperan sebagai pelindung. Tapi realitasnya memang Kevin selalu bereaksi seperti itu di semua keadaan, itu sifatnya sebagai manusia," ucapnya. Ia membandingkan Keegan dengan sosok Rafael Benitez yang juga dinilai sebagai pelatih temperamental. Menurutnya, wajar seseorang marah ketika timnya kalah atau gagal merebut gelar juara.